Bantul (ANTARA News) - Puluhan warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin sore di pelataran makam raja-raja Mataram di Imogiri, berebut hasil bumi yang terdapat di gunungan di tengah hujan deras.

Warga, baik laki-laki maupun perempuan yang terdiri dari anak kecil, remaja dan orang dewasa, bahkan orang tua, rela berhujan-hujanan demi mendapatkan hasil bumi yang dipajang di gunungan, usai diarak dalam Kirab Budaya.

Meski hujan deras hanya beberapa menit, saat terjadi rebutan hasil bumi itu, namun membuat semua warga yang berebut basah kuyup. Sebagian warga tidak mendapatkan hasil bumi karena kalah cepat dengan warga lain.

Menurut ketua panitia Kirab Budaya Sudirjo Pranoto, hasil bumi di gunungan usai diarak diyakini warga dapat membawa berkah, sehingga tradisi yang sudah cukup lama dilakukan setiap tahunnya itu, selalu dinanti warga.

"Dalam kirab budaya kali ini mengarak gunungan berisi hasil bumi dari warga sekitar untuk diperebutkan warga yang menyaksikan kirab budaya ini," katanya.

Ia mengatakan hasil bumi dari warga sekitar, yang di antaranya berbagai macam sayuran itu, sebagai wujud rasa syukur warga masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dikemas dalam tradisi Kirab Budaya.

Menurut dia, Kirab Budaya diikuti sekitar 750 orang yang meliputi "bergodo" atau pasukan prajurit Imogiri, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Imogiri, serta lurah se Kecamatan Imogiri dan "abdi dalem" Surakarta dan Ngayogyakarta.

Selain dihadiri ratusan warga sekitar maupun masyarakat pecinta seni budaya, juga hadir Bupati Bantul Sri Suryawidati beserta sejumlah pejabat pemerintah kabupaten setempat.

"Kirab budaya ini merupakan tradisi tahunan yang digelar pada bulan Muharram atau Suro, dengan harapan tradisi yang adiluhung dan religius ini dapat diwarisi generasi muda," katanya.

(ANT-068/M008/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010