Banjarnegara (ANTARA News) - Teror bom di Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Sudirman, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Senin siang tidak terbukti, kata Kapolres Banjarnegara AKBP Nelson P Purba.
"Kita tidak tahu motif dari si penelpon, yang jelas polisi menyikapi hal ini dengan serius, termasuk melakukan penyisiran di beberapa lokasi serta meminta petugas keamanan setempat memperketat pengawasan," kata Kapolres didampingi Kasubbag Humas Polres Banjarnegara AKP Samsuri, di Banjarnegara, Senin sore.
Menurut dia, sejumlah anggota Polres Banjarnegara bersama Tim Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jateng Kompi BS Banyumas telah melakukan penyisiran di setiap sudut kompleks PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Mrica (PLTA Panglima Besar Sudirman).
Akan tetapi hingga pukul 16.00 WIB, kata dia, tim yang melakukan penyisiran tersebut tidak menemukan benda-benda yang mencurigakan.
Selain penyisiran di lokasi tersebut, lanjutnya, Satuan Lalu Lintas Polres Banjarnegara juga menggelar operasi terhadap kendaraan kendaraan yang dinilai mencurigakan.
Bahkan, sejumlah mobil boks yang melintas tidak lepas dari pemeriksaan petugas Satlantas Polres Banjarnegara.
"Kami melakukan razia secara selektif, tidak hanya mobil boks tetapi juga kendaraan lain yang mencurigakan," katanya.
Menurut dia, operasi ini ini dilakukan sebagai antisipasi kemungkinan adanya lalu lintas aksi terorisme karena Banjarnegara berada di jalur lintas yang bisa saja dimanfaatkan oleh teroris.
Dalam operasi ini, kata dia, pihaknya juga melibatkan intelejen untuk memantau perkembangan jaringan terorisme di Banjarnegara.
Dengan demikian jika ada jaringan teroris yang masuk, lanjutnya, dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dilakukan pencegahan lebih awal.
"Oleh karena itu, kami meminta peran serta masyarakat dalam memberikan informasi jika di lingkungan mereka terdapat sekelompok atau orang yang tidak dikenal dengan perilaku yang mencurigakan," katanya.
Seperti diketahui, seorang karyawan PT Indonesia Power UBP Mrica menerima telepon dari seorang lelaki berbahasa Indonesia dialek Banyumas pada pukul 11.20 WIB.
"Penelepon itu mengatakan bahwa telah memasang bom di dam utama Waduk Mrica dan akan meledak dalam waktu lima jam ke depan," kata Manajer Humas PT Indonesia Power UBP Mrica, Gunawan.
Menurut dia, petugas yang menerima telepon tersebut segera melapor ke Satpam yang ditindaklanjuti laporan kepada Polsek Bawang dan Polres Banjarnegara serta Brimob Polda Jateng Kompi BS Banyumas.
Tim Jibom Brimob yang datang ke lokasi sekitar pukul 13.00 WIB segera melakukan penyisiran di setiap sudut kompleks PT Indonesia Power UBP Mrica.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010