"Literasi menjadi faktor penting mengingat semakin tinggi tingkat literasi ekonomi syariah pada masyarakat, maka semakin tinggi pula penggunaan barang dan jasa halal," kata Sri Widyastuti di Universitas Pancasila, Kamis.
Menurut dia pada gilirannya literasi yang diimplementasikan melalui inklusi penggunaan produk barang dan jasa dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia secara berkelanjutan.
Baca juga: Wapres sebut masih ada keraguan masyarakat berinvestasi syariah
Lebih lanjut ia mengatakan pandemi COVID-19 merupakan satu fenomena yang banyak mengubah konstelasi strategi recovery disegala bidang termasuk upaya penguatan pengembangan ekonomi syariah.
"Strategi penguatan mencakup penguatan infrastruktur termasuk digitalisasi," jelasnya.
Ia mengatakan meskipun pandemi COVID-19 menghambat akselarasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah, namun juga membuka peluang baru dengan tereselerasinya digitalisasi.
Baca juga: Gubernur Aceh: Literasi keuangan syariah akan perkuat Qanun LKS
Akseptasi masyarakat terhadap digitalisasi yang meningkat di tengah keterbatasan pertemuan secara fisik, justru telah mendorong akselerasi perluasan jangkauan edukasi dan sosialisasi.
"Penguatan kelembagaan dalam edukasi dan sosialisasi sebagai tahapan yang penting dalam menyambut era digitalisasi adalah peningkatan kesiapan pelaku ekonomi syariah untuk go-digital," katanya.
Untuk itu katanya dibutuhkan program edukasi, secara formal maupun non-formal sebagai salah satu bentuk peningkatan kapasitas digital mindset sumber daya insani ekonomi syariah.
Sebagai upaya perwujudan Indonesia sebagai center of exellence ekonomi, bisnis dan keuangan syariah global, maka perlu pengembangan lembaga riset dan edukasi formal pendidikan tinggi yang mempunyai reputasi internasional.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021