Menteri Sandiaga mengemukakan program tersebut dengan menggandeng PHRI menyediakan tempat bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menanggulangi dampak pandemi COVID-19.
"Ini juga bantu industri perhotelan kita, terutama tingkat hunian rendah. Ini sampai Desember, yang merupakan bagian dari PEN," katanya dalam webinar "Sinergi Mas Menteri dan Mas Bup" yang digelar dengan Bupati Kediri, di Kediri, Jawa Timur, secara daring, Rabu (15/9) malam.
Untuk program untuk percepatan penyaluran dana PEN pariwisata tersebut, dana yang disiapkan senilai Rp2,4 triliun.
Baca juga: Sandiaga temui Airlangga bahas PEN untuk pelaku pariwisata
Prioritas yang akan didorong oleh pemerintah dengan dana PEN ini adalah untuk penyediaan tempat istirahat bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menanggulangi dampak pandemi COVID-19.
Sejumlah hotel akan disulap sebagai tempat istirahat bagi tenaga kesehatan ini. Untuk program tersebut, pihaknya pun telah menggandeng PHRI.
Program penyediaan tempat istirahat bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menanggulangi dampak pandemi COVID-19 itu juga bisa dimanfaatkan oleh PHRI untuk peningkatan okupansi.
Selain itu, dana PEN juga akan dimanfaatkan untuk kampanye bangga buatan Indonesia, sertifikasi CHSE, stimulus bagi subsektor industri kreatif di dunia perfilman serta meningkatkan sektor pariwisata.
Dana PEN tersebut juga lebih diutamakan untuk membantu dunia kreatif dan pariwisata agar terus dapat mempertahankan pekerjanya.
Baca juga: Kemarin, sumber dana PEN hingga strategi bangkitkan pariwisata
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kediri Sri Rahayu mengeluhkan okupansi hotel dan restoran di Kediri, Jawa Timur, yang turun drastis selama pandemi COVID-19 hingga 90 persen, membuat pengelola restoran dan hotel kesulitan.
"Dengan kondisi hotel tingkat hunian kurang maksimal, anjlok 90 persen. Kendalanya pemberlakuan PPKM diperpanjang," kata Sri Rahayu dalam kegiatan webinar tersebut.
Sri mengatakan penyebab okupansi yang turun drastis juga dipengaruhi pariwisata di daerah yang belum sepenuhnya siap seperti di pusat. Selain itu, di daerah juga belum semuanya siap memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi.
"Jika harus memakai aplikasi harus diupayakan vaksin untuk anak di bawah usia 12 tahun, karena banyak keluarga yang menginap di hotel," ujar dia.
Ia juga menambahkan kendala lainnya adalah izin keramaian antara pusat dan daerah tidak sama. Untuk itu, pihaknya berharap ada kejelasan yang harus diikuti, sehingga ketika ada even di daerah juga bisa berlangsung dengan lancar dan nyaman.
"Harapan kami, regulasi pusat bisa mempermudah di daerah terutama perizinan," kata dia.
Dalam dialog yang digelar secara daring itu, hadir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan jajarannya, Bupati Kediri Handindhito Himawan Pramana dan jajarannya, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Kediri, dan sejumlah pembicara lainnya. Acara digelar dengan siaran langsung.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021