Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia pasca-Natal Senin, karena pasar dikejutkan oleh tingginya tingkat suku bunga China selama akhir pekan, kata para analis yang dikutip AFP.

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman Februari turun 23 sen ke posisi 91,28 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Sementara itu, minyak mentah "Brent North Sea" juga penyerahan Februari mencatat kenaikan 12 sen menjadi 93,89 dolar AS per barel.

Kejutan bank central China pada hari Natal menaikkan tingkat suku bunga menambah ketakutan para pedagang minyak pada hari pertama perdagangan setelah liburan Natal, kata Serene Lim, analis minyak dan gas untuk bank ANZ di Singapura.

"Saya pikir pasar memperkirakan China menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal pertama tahun depan, tetapi kenaikan itu mengejutkan pasar," katanya.

People`s Bank of China pada Sabtu (25/12) menaikkan suku bunganya untuk kali ke dua dalam kurang dari tiga bulan dalam upaya membatasi pinjaman, mengekang harga properti dan juga menjinakkan inflasi.

Tingkat suku bunga deposito dan pinjaman satu tahun dinaikkan dengan 25 basis poin masing-masing menjadi 5,81 persen dan 2,75 persen.

"Saya pikir pengetatan kebijakan moneter akan memperlambat pertumbuhan ekonomi China, dan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan," kata Lim.

China merupakan pengguna energi dan konsumen minyak terbesar ke dua dunia, dengan demikian setiap yang berdampak pada ekonomi negara itu akan memicu reaksi pada pasar minyak.
(Uu.S004/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010