ada dosis yang otomatis tidak bisa dipakai

Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh Tenggara menyebutkan sebanyak 1.819 dosis vaksin Sinovac tidak terpakai disebabkan karena antusiasme masyarakat setempat untuk melakukan vaksinasi COVID-19 pada awal-awal pelaksanaannya masih sangat minim.

“Tidak betul seribuan vaksin di Aceh Tenggara itu dibuang. Tetapi ada memang 1.819 dosis vaksin tidak terpakai. Artinya bukan terbuang, tetapi tidak terpakai pada saat proses vaksinasi,” kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Tenggara Sukri Manto dalam keterangannya diterima di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa pada awal-awal pelaksanaan vaksinasi di Aceh Tenggara, masyarakat masih kurang antusias untuk melakukan penyuntikan. Sehingga satu vial vaksin yang berisi 10 dosis bagi 10 orang tersebut, kadang-kadang hanya terpakai untuk enam orang.

“Jadi empat dosis sisanya itu tidak terpakai. Karena masa daya tahan vaksin Sinovac setelah dibuka satu vial itu hanya berkisar enam jam,” kata Sukri Manto.

Di samping itu, lanjut dia, banyak juga masyarakat yang menyambangi sentral-sentral vaksinasi, namun belum tentu bisa melakukan penyuntikan vaksin karena berbagai macam kendala seperti demam tinggi, hipertensi dan lainnya.

“Jadi, memang ada sisa-sisa vaksin itu yang setelah disuntikkan dalam vial itu, ada dosis yang otomatis tidak bisa dipakai,” katanya.

Baca juga: Kemenkes: 400 ribu vaksin AstraZeneca di Jakarta kedaluwarsa pada Juni
Baca juga: Partisipasi warga naik, Aceh minta tambahan stok vaksin COVID-19

Untuk saat ini, kata Sukri Manto, cakupan vaksinasi di Aceh Tenggara telah mencapai 32.484 orang atau 19,30 persen dari target vaksinasi COVID-19 sebanyak 16.728 jiwa penduduk kabupaten setempat.

Realisasi itu berkat kerja sama yang baik dari seluruh pihak, terutama TNI-Polri yang berperan aktif dalam menjemput bola sehingga antusiasme masyarakat untuk vaksinasi COVID-19 terus meningkat.

“Sehingga vaksin jarang terbuang lagi. Apalagi sekarang vaksin Sinovac itu sudah ada kemasan baru yaitu satu vial dua dosis, sehingga vaksin yang tidak terpakai itu sangat minim sekali,” katanya.

“Jadi memang di awal-awal dulu ada vaksin yang tidak terpakai. Itu kumulatif dari saat pertama pelaksanaan vaksin sampai saat ini. Jadi ini kita konfirmasi sehingga tidak ada kesalahpahaman seolah-olah kita membuang vaksin,” katanya lagi.

Baca juga: Satgas: 710.617 warga Aceh telah disuntik vaksin COVID-19
Baca juga: Ketua DPRK minta vaksinasi booster untuk nakes Banda Aceh dipercepat
Baca juga: Sembuh dari COVID-19, Wali Kota Banda Aceh kembali beraktivitas

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021