Khartoum (ANTARA News) - Bentrokan senjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak dari aliansi kelompok pemberontak Darfur menewaskan 40 gerilyawan, kata pengumuman militer Sudan, Sabtu.

Pertempuran itu terjadi Jumat di daerah Shangil Tobaya, sekitar 65km selatan El-Fasher, ibu kota bersejarah Darfur di Sudan barat yang dlanda perang saudara sejak tahun 2003, kata militer.

"Tentara menyerang dan mengalahkan aliansi Gerakan Keadilan dan Persamaan (JEM) dan Tentara Pembebasan Sudan dari Minni Minnawi (SLA-Minnawi), kata kantor berita SUNA mengutip pernyataan juru bicara militer Sawarmi Khaled Saad.

"Empat puluh pemberontak tewas dan sejumlah lainnya cedera," kata juru bicara itu dan menambahkan dua serdadu tewas dan 13 lainnya cedera.

Pemberontak dalam satu pernyataan menyatakan kemenangan dalam pertempuran Jumat dan melaporkan "dua orang tewas dan sejumlah lainnya cedera" di pihak mereka.

Sejak Kamis, pemberontak JEM -- kelompok pemberontak yang paling banyak memiliki senjata di Darfur-- dan SLA-Minnawi berperang bersama melawan pasukan pemerintah, kata juru bicara militer JEM Ali al-Wafi.

Menurut Wafi , Tentara Pembebasan Sudan dari Abdelwahid Nur juga ikut bergabung dengan Aliansi Pasukan Perlawanan yang baru dibentuk tetapi seorang pejabat penting SLA-Abdelwahid mengatakan perundingan sedang dilakukan dan belum ada keputusan.

Aliansi itu akan menghimpun semua kelompok pemberontak utama Darfur yang menentang pemerintah pusat di Khartoum sejak tahun 2003, menuduh pemerintah mengabaikan pembangunan wilayah gurun yang luas itu.

Sejak perang saudara itu meletus, sekitar 300.000 orang tewas dan 2,7 juta orang terlantar, kata data PBB. Sudan mengatakan hanya 10.000 orang tewas dalam konflik itu.

Pemerintah Khartoum telah berusaha menjamin selama beberapa bulan satu perjanjian poerdamaian luas dengan kelompok pemberontak Darfur tetapi tidak berhasil.

Minnawi adalah satu-satunya pemimpin pemberontak menanda tangani satu perjanjian dengan Khartoum, tetapi hubungan antara mereka tegang dan pemberontak itu terlibat baku tembak dengan tentara awal bulan ini.

Menurut para pejabat PBB, bentrokan senjata antara para pendukung Minnawi dan pasukan memaksa lebih dari 12.000 orang mengungsi kurang dari sepekan.

Pertempuran terbaru dilaporkan terjadi di Sudan selatan menjelang pemungutan suara mengenai kemerdekaan yang dapat memisahkan negara terluas Afrikan itu dalam dua bagian.

Referendum 9 Januari adalah bagian penting dari perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang saudara dua dasa warsa antara Sudan utara dan selatan.(*)

AFP/H-RN/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010