Jakarta (ANTARA) - Aksi korporasi dengan memecah harga saham (stock split) dinilai menjadi momentum bagi investor ritel dan pemula untuk meraih saham bluechip atau saham yang memiliki reputasi yang baik dan kinerja yang solid di bursa, karena harga saham semakin terjangkau.
"Untuk stock split terutama di bluechip misalnya saham Bank BCA setidaknya akan menjadi sebuah peluang yang baik dari sisi investor ataupun emiten. Karena harga saham akan semakin terjangkau dan dapat menambah likuiditas transaksi," kata analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Salah satu emiten yang dalam waktu dekat melakukan aksi korporasi stock split saham adalah PT Bank Central Asia Tbk. Emiten berkode saham BBCA itu telah mengumumkan akan melakukan pemecahan nilai saham dengan ratio 1:5.
Saat ini harga saham BBCA bertengger di kisaran Rp32.000. Apabila dihitung dari harga saat ini, dengan ratio 1:5, harga saham BBCA menjadi Rp6.400. Artinya, setiap satu lot saham, dana yang perlu disiapkan kurang lebih Rp640 ribu. Padahal, dengan harga saat ini, 1 lot saham BBCA bisa mencapai Rp3,2 juta.
Herditya menambahkan, dengan adanya stock split saham oleh emiten bluechip juga dapat menjadi kesempatan investor ritel yang ingin melakukan investasi jangka panjang karena saham-saham bluechip memiliki imbal hasil yang relatif tinggi dan stabil.
"Saat ini kecenderungannya untuk bluechip lebih cocok untuk menengah ke panjang, meskipun tidak menutup kemungkinan bisa untuk trading dalam jangka pendek," kata Herditya.
Founder Finansialku Melvin Mumpuni menambahkan, biasanya investor ritel dan pemula menghindar untuk membeli saham-saham blue chip karena harganya sudah terlampau mahal. Padahal, antusiasme investor ritel dan pemula saat ini cukup tinggi karena kesadaran untuk berinvestasi sudah semakin membaik untuk kalangan generasi milenial saat ini.
Menurut Melvin, stock split menjadi daya tarik tersendiri bagi investor ritel dan pemula yang selama ini ingin masuk ke saham-saham bluechip tetapi harganya belum bisa dijangkau. Saham BBCA yang akan dipecah dalam waktu dekat pun dapat menjadi opsi investasi yang menarik.
"Kalau stock split sebenarnya kesempatan bagus, karena harga saham BBCA bisa lebih murah dan lebih terjangkau oleh investor ritel. Cocok untuk investasi jangka panjang seperti saham BBCA," ujar Melvin.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi, BCA akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2021 mendatang di Menara BCA, Grand Indonesia. Dalam rapat tersebut akan diusulkan pemecahan saham perseroan dengan rasio 1:5 sehingga nilai nominal saham perseroan yang semula adalah Rp62,5 per saham akan menjadi Rp12,5 per saham.
Manajemen Bank BCA menyampaikan, pemecahan saham perseroan bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel termasuk demografi investor muda.
Baca juga: "Stock split" saham BCA diprediksi berdampak positif pada kinerja
Baca juga: Sempat turun awal pekan, saham BBCA naik seiring rencana stock split
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021