Kepala Kepolisian Resor Kampar AKBP MZ Muttaqien mengatakan, insiden itu terjadi akibat sang anak tak menyadari amunisi tersebut masih aktif dan memperlakukannya seperti mainan.
Sebelumnya, bocah malang itu bersama ayahnya secara tak sengaja menemukan dua peluru tersebut di dalam lumpur di Sungai Kampar.
"Anak itu luka parah di tangan kanan dan kirinya hingga sebagian jari terputus. Selain itu, terdapat juga luka pada bagian muka akibat peluru meledak ketika diketuk dan digesek di dalam perahu pompong milik orang tuanya," kata Muttaqien.
Menurut dia, anak tersebut saat insiden terjadi sedang bersama ayahnya yang bernama Rustam (49), warga Dusun IV Desa Buluhcina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Berdasarkan keterangan ayah korban, korban awalnya tak menyadari dua benda yang ditemukan di sungai adalah peluru aktif. Benda itu menyerupai besi seperti kuningan dengan panjang sekitar tujuh centimeter (cm) dan diameter 2,5 cm.
Saat kejadian, Muhammad Sukri berada di bagian depan perahu dan luput dari pengawasan ayahnya.
"Dari tempat kejadian, polisi menemukan barang bukti sisa ledakan berupa serpihan selongsong," ujar Muttaqien.
Ia mengatakan, korban kini mendapat perawatan intensif di RS Awal Bros di Pekanbaru.
Menurut dia, Polres Kampar telah berkoordinasi dengan Jihandak Brimob Polda Riau dan TNI untuk menyelidiki insiden ledakan itu. Polisi juga masih memeriksa saksi mata dan belum bisa memastikan asal peluru tersebut.
"Kami juga mengambil sampel serbuk dan serpihan bekas selongsong peluru untuk proses penyelidikan," katanya.(*)
(T.F012/S025/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010