Kata kuncinya adalah kolaborasi, kerja sama, kompak

Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan bahwa kolaborasi dan kerja sama antara berbagai pihak merupakan kata kunci dari suksesnya penanganan pandemi COVID-19, termasuk di DKI Jakarta.

"Kata kuncinya adalah kolaborasi, kerja sama, kompak, dengan ukuran yang sama ketika mengimplementasikannya," kata Anies di Jakarta, Selasa.

Anies mencontohkan di Jakarta dilakukan kerja sama antara pihak kepolisian, TNI dan Pemprov DKI Jakarta dalam perannya masing-masing sebagai upaya menekan penularan pandemi COVID-19 yang tengah meninggi.

Pihak kepolisian, kata Anies saat kembali meningginya kasus COVID-19, mengambil langkah melakukan pembatasan di berbagai wilayah dengan dilakukan penyekatan dan pengawasan melalui pos-pos penjagaan, yang dampaknya bisa dirasakan di kemudian hari.

"Waktu itu kelihatannya seperti membebani. Tapi langkah itu, kita lihat dampaknya pada pertengahan Juli, tanggal 16, puncak kasus kita turun drastis, artinya apa? Pengendalian pergerakan itu berhasil. Jadi, langkah yang dilakukan Kalpolda dengan jajaran itu sukses," kata Anies.

Baca juga: Sahroni mengapresiasi progres penanganan pandemi di DKI Jakarta

Kemudian, lanjut Anies, setelah dilakukan pengendalian pergerakan, namun ada yang terpantau sudah terlanjur positif dan di situlah peran TNI yang mengkoordinir operasional tempat isolasi seperti Wisma Atlet, Rusun Nagrak, lalu Pasar Rumput.

"Itu semua dalam kendali pihak TNI dalam hal ini pak Pangdam Jaya dan jajaran, sehingga mereka yang positif tidak keliling kemana-mana. Jadi, penduduk yang dikendalikan dan yang positif juga dikendalikan. Adapun Pemprov DKI, memasifkan untuk menjalankan testing, tracing dan treatment (3T)," ucap Anies.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta, Kamis (9/9/2021). ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Timur/am.

Sementara pihak kejaksaan, lanjut Anies, berperan dalam memastikan semua kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam penanganan pandemi ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hal yang sama, tutur Anies, adalah dalam vaksinasi yang saat ini juga tengah digencarkan, Pemprov DKI memaksimalkan vaksinasi di semua Puskesmas dan vaksinasi keliling baik di kantor kelurahan, kecamatan atau ruang publik lainnya.

"Kemudian Kapolda dengan Vaksin Merdeka yang jangkauannya sangat luas. Kemudian gerakan masyarakat, termasuk perusahaan-perusahaan yang juga ikut menyelenggarakan vaksinasi, kami dari pemerintah menyediakan vaksinnya. Jadi kata kuncinya adalah kolaborasi," tutur Anies menambahkan.

Baca juga: Penanganan pandemi Satgas RW 14 JGC Cakung jadi inspirasi warga lain

Berdasar data pada 13 September 2021 jumlah kasus aktif di Jakarta turun sejumlah 260 kasus, sehingga jumlahnya sebanyak 3.681 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sebanyak 854.929 kasus.

Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 837.805 dengan tingkat kesembuhan 98 persen, dan total 13.443 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen.

Untuk "positivity rate" atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 1,7 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 14,2 persen.

WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen untuk terkategori aman.

Sementara itu, untuk Program Vaksinasi, total dosis satu saat ini sebanyak 10.095.359 orang, dengan proporsi 62 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 38 persen warga KTP Non DKI. Sedangkan, total dosis dua kini mencapai 6.911.009 orang, dengan proporsi 64 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 36 persen warga KTP Non DKI.

Baca juga: Katadata: Jakarta paling baik hadapi pandemi COVID-19

Sementara Vaksinasi Gotong Royong, untuk dosis satu telah diberikan kepada 208.126 orang dan dosis dua sebanyak 178.772 orang.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021