Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Helmi Fauzy mengatakan, pemerintah tidak perlu khawatir dengan informasi kabel diplomatik yang dibocorkan Wikileaks.

Dalam diskusi tentang Kontroversi Wikileaks yang diselenggarakan Sabang-Merauke Circle di Jakarta, Kamis, Helmi mengatakan, informasi tersebut merupakan konfirmasi dari rahasia umum yang selama ini menganggap Amerika sebagai negara yang selalu ingin berkuasa atas dunia.

"Seluruh orang paham tentang AS, tapi karena rahasia umum maka ini tidak mencuat, namun dengan bocoran kabel diplomat Wikileaks, itu membenarkan anggapan tersebut," katanya.

Ia menambahkan, informasi dari Wikileaks tersebut menjadi salah satu data yang dapat dipergunakan untuk mengonfirmasi suatu peristiwa terkait dengan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat yang selama ini tidak muncul.

"Begitu pula dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan Indonesia-AS agar lebih sehat," katanya.

Sedangkan Ketua Umum Partai Bintang Reformasi Burzah Zanubi menilai Wikileaks telah menjadi kontrol atas demokrasi. Menurut dia, selama ini demokrasi telah didikte oleh AS.

"Dengan dibocorkannya informasi diplomatik oleh wikilekas, maka dunia memahami demokrasi semu AS. Dan Wikileaks bisa menjadi kontrol, sehingga kita harusnya sadar untuk keluar dari belenggu AS," katanya.

Ia menambahkan, isu-isu keterlibatan AS di berbagai belahan dunia untuk mengeruk keuntungan dan mendikte elite politik telah terkonfirmasi dengan bocoran dari Wikileaks.

Untuk itu, ia mendukung Wikileaks karena dapat memaksa perimbangan kekuatan baru dalam konstelasi ekonomi politik dunia.

Sementara itu, Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan mengatakan, Wikileaks telah memberikan pencerahan kepada dunia dan Indonesia.

Menurut dia, dengan informasi yang disebar Wikileaks tersebut, seharusnya Indonesia meninjau kembali hubungan kerjasama dengan AS.

"Ini kesempatan kita untuk merekonstruksi kembali kerja sama dengan AS, karena Wikileaks telah mengkonfirmasi bahwa sumber daya alam kita di serap, kebijakan kita di stir AS," katanya.

Ia mengusulkan adanya konsolidasi nasional yang terdiri dari seluruh komponen bangsa untuk merumuskan kembali kedaulatan Indonesia yang selama ini disetir oleh AS. (*)

(T.M041/A041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010