Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih merasa nyaman duduk di Sekretariat Gabungan (setgab) Partai Koalisi, meski sejumlah partai anggota koalisi sudah merasa gerah.
"Kita merasa baik-baik saja," kata Wakil Sekjen DPP PKB Helmy Faishal Zaini di sela-sela acara refleksi akhir tahun di kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, PKB tidak akan ikut-ikutan partai anggota koalisi yang menyatakan akan mengevaluasi keterlibatan mereka dalam Setgab.
Helmy yang juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu menampik anggapan sikap PKB tersebut didasari ketakutan terhadap kemungkinan terjadinya perombakan kabinet, sehingga PKB berusaha menjadi "anak yang baik".
"Anggapan bahwa kami ini `good boy` tidak penting. Kami hanya ingin bersikap konsisten terhadap komitmen koalisi," katanya.
Lagi pula, tambah Helmy, berdasar hasil survei, sikap konsisten yang ditunjukkan PKB ternyata mampu menarik simpati publik.
Sebelumnya, sejumlah partai anggota koalisi pendukung pemerintah, antara lain PKS dan PAN, dikabarkan mulai gerah dengan keberadaan Setgab karena dinilai sudah melenceng dari tujuan awal ketika didirikan.
Mereka menilai Setgab kini hanya menjadi alat untuk mengamankan kepentingan, terutama kepentingan Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Namun, tidak demikian dengan PKB. Partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu menilai sejauh ini Setgab masih baik-baik saja.
Menurut Helmy, PKB tidak akan mempermasalahkan Setgab sepanjang keputusan yang diambil masih dalam kerangka memperkuat demokrasi, demi kepentingan rakyat, serta sesuai dengan kebijakan PKB.
"Partai-partai yang telah memutuskan berkoalisi semestinya tidak menonjolkan ego masing-masing dan lebih mempertimbangkan kepentingan masyarakat di dalam mengambil keputusan," katanya.
Refleksi akhir tahun PKB menghadirkan pembicara antara lain Ketua Umum Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Al Zastrouw Ng dan budayawan asal Madura, D Zawawi Imron, yang dalam dunia kepenyairan dijuluki "Si Celurit Emas". (*)
(T.S024/E011/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010