Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok mengatakan, partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah tidak akan berani membentuk poros tengah dan koalisi tandingan.

"Saya yakin partai politik dalam Sekretariat Gabungan Partai Koalisi (Setgab) tidak ada yang berani membentuk poros tengah atau koalisi tandingan. Pasalnya, itu hanya akan membuat bencana nasional yang merugikan semua," kata Mubarok di Jakarta, Kamis.

Mubarok menegaskan, siapapun termasuk Presiden Yudhoyono dan Demokrat tidak puas dengan keberadaan Setgab, begitu juga dengan partai-partai lain.

"Sebab Setgab bukan tempat mendapat kekuasaan. Anggota Setgab tidak puas karena berdasarkan kepentingan masing-masing. Kalau tidak ada yang puas, kita terima ketidakpuasan itu," kata Mubarok.

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu menambahkan, ancaman Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk koalisi tengah adalah riak-riak demokrasi.

"Tapi saya yakin enggak ada yang berani," ucap dia.

Ia menilai, bila Setgab berhenti di tengah jalan, maka Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II akan runtuh dan menyebabkan ongkos politik nasional akan mahal dan mesti ditanggung semua.

"Makanya, kalau ada ketidakpuasan terima saja. Ini jamuan pahit, telan saja itu sebagai jamu," kata Achmad Mubarok.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddik mengeluhkan keberadaan Setgab sering kali menjepit partai politik tengah akibat konflik Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Ketua Komisi I DPR itu juga melihat keberadaan Setgab dikerdilkan dengan sarana konsolidasi gesekan kepentingan dua parpol besar, Demokrat dan Golkar.

Ia pun berharap agar PKS, PPP, PAN dan PKB melakukan konsolidasi untuk memperkuat posisi tawar dan ikut mengontrol gerak langkah Demokrat dan Golkar yang akan bertarung pada Pilpres 2014.

"Bahkan sangat mungkin kekuatan tengah tampil dengan capresnya sendiri. Bahkan bisa berkolaborasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," ujar Mahfudz.

Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal mengakui, partainya telah melakukan komunikasi yang intensif dengan PDI Perjuangan. Namun, sebagai sebuah partai, komunikasi dengan PDI Perjuangan itu jangan disalahartikan untuk keluar dari Setgab.(*)
(ANT-134/A041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010