Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meminta PSSI dan panitia penyelenggara final Piala AFF di Jakarta untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan membatalkan kenaikan tiket masuk kelas paling bawah.
Menpora Andi Mallarangeng di Kantor Presiden Jakarta, Kamis mengatakan kenaikan harga tiket kelas tribun atas dari Rp50.000 menjadi Rp75.000 memberatkan masyarakat, sehingga sebaiknya dibatalkan.
"Saya katakan gimana kalau ambil jalan tengah supaya ada kebersamaan, timnas ini punya semua dan lapisan masyarakat. Karena itu, mestinya semua warga termasuk yang duitnya pas-pasan bisa beli tiket terutama yang harga Rp50.000, maka kami minta dipikirkan kembali supaya yang Rp50.000 itu tidak naik," ucap Andi.
Andi mengatakan presiden pun sudah memberikan perhatian khusus pada masalah tersebut, dan meminta agar pengurus PSSI dan panitia penyelenggara memikirkan juga kepentingan masyarakat.
"Sebenarnya juga tidak memberatkan kalau yang Rp50.000 itu tidak naik. Kalau VIP dan segala macam naik memang terjangkau, penonton Indonesia juga bermacam kelas ekonominya, jadi biar semua bisa menonton dari presiden sampai pedagang semua lapisan masyarakat, petani nelayan semua bisa nonton saya minta dipikirkan kembali," katanya.
Menpora menjelaskan, jumlah tiket kelas tribun atas sebanyak 23.000 lembar, sehingga bila dinaikkan dari Rp50.000 menjadi Rp75.000 pihak penyelenggara memperoleh keuntungan Rp600 juta.
"PSSI mengatakan sekitar Rp30 miliaran, untuk final ini sekitar Rp10 miliaran, saya katakan 23.000 tiket dinaikkan Rp25.000 yang Rp50.000 itu, tambahan keuntungan hanya 600 juta, itu jauh sudah tercukupi kenaikan kelas yang lebih atas dan cross subsidi sudah bisa dimungkinkan, untuk final terus Rp600 juta hilang karena tidak naik, ya wajar toh untung sudah," papar Andi.
Karena itu, Andi meminta agar PSSI betul-betul memerhatikan masukan pemerintah yang berangkat dari keluhan masyarakat.
Ia menambahkan, di Malaysia, tiket untuk babak final putaran pertama di Stadion Bukit Jalil bila dikurskan ke rupiah kelas paling mahal setara dengan Rp150.000. (P008*D013/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010