Kota Gaza (ANTARA News) - Kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza menyatakan pada Rabu bahwa mereka akan mengajukan protes ke PBB atas serangan udara Israel ke wilayah Palestina.
Langkah Hamas itu diumumkan sehari setelah Israel mengadu ke Dewan Keamanan PBB mengenai penembakan roket ke wilayahnya dari Jalur Gaza.
Juru bicara pemerintah Hamas Taher al-Nunu mengatakan, pihaknya akan mengajukan "keluhan ke Majelis Umum dan Dewan Hak Asasi Manusia dan semua badan terkait mengenai... ancaman agresi lebih lanjut terhadap bangsa Palestina".
Kelompok-kelompok pejuang di Gaza menembakkan sekitar 20 roket dan mortir ke Israel sejak Minggu dan Israel membalas dengan serangan-serangan udara terhadap apa yang disebutnya terowongan, tempat pelatihan militan dan fasilitas senjata di Gaza.
"Kami akan mengadakan kontak dengan sejumlah negara untuk menjelaskan tindakan agresif pasukan pendudukan dan telah menghubungi para pejabat Mesir untuk membahas ancaman-ancaman ini," kata Nunu kepada wartawan.
Utusan PBB untuk Timur Tengah hari Rabu mengeluarkan sebuah pernyataan yang "mengecam penembakan mortir dan roket membabi-buta oleh kelompok militan di Gaza ke Israel, yang meningkat dalam beberapa hari ini".
"Serangan-serangan ini merupakan pelanggaran jelas atas hukum kemanusiaan internasional dan membahayakan warga sipil di Israel," kata Robert Serry.
Utusan PBB itu juga mendesak Israel mengukur aksi militernya agar tidak melukai penduduk sipil.
Israel meluncurkan perang 22 hari di Jalur Gaza dua tahun lalu dengan tujuan menghentikan serangan-serangan roket dan mortir yang hampir setiap hari ke negara Yahudi tersebut.
Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun ini sekitar 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.
Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.
Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza hampir dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris, demikian AFP.
(M014/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010