Padang, (ANTARA) - Tim taekwondo Sumatera Barat menargetkan satu medali emas pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Pelatih tim taekwondo Sumbar Efri Edriyadi mengatakan dalam mewujudkan target tersebut, pihaknya telah melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari.
Menurut dia, pemusatan latihan sudah dimulai sejak Januari dengan tingkat pertemuan sepuluh kali dalam seminggu.
Kemudian, pemusatan latihan penuh juga dilakukan sejak tiga bulan sebelum berangkat menuju PON Papua, yakni di Pelatda bela diri yang berada di kawasan GOR Haji Agus Salim, Padang.
"Kita membawa tujuh atlet dan target minimal ada satu medali yang kita dapat di ajang tersebut," kata Efri di Padang, Senin.
Ia mengatakan ketujuh atlet tersebut lolos ke PON Papua setelah meraih hasil maksimal di Pra PON yang digelar di Banten pada 2019 lalu.
Baca juga: Taekwondo Sumbar ingin pertahankan medali emas di PON Papua
Ketujuh atlet taekwondo yang akan berlaga di PON Papua itu, yakni Delva Risky, Mastio Embrian, Densa Mara, Ochkirani Marhta, Fariz Farhan, Rido Putra dan Jailani Jonsil.
"Ada sepuluh medali yang kita raih saat itu, namun hanya tujuh atlet yang lolos ke PON Papua," ujar Efri.
Sementara di PON Jawa Barat 2016, tim taekwondo Sumbar membawa satu medali emas atas nama Delva Risky serta satu medali perak dari Mastio.
"Dua nama ini berpotensi mendapat medali, namun cabor bela diri tak dapat diprediksi karena tidak terukur. Semua bisa terjadi di pertandingan nantinya," tutur Efri.
Lebih lanjut, ia menyebutkan seluruh daerah akan menjadi lawan berat bagi tim taekwondo Sumbar dalam meraih medali, di antaranya Jawa Barat dan provinsi lainnya yang diprediksi memberi kejutan.
"Kita sudah berlatih keras dan siap berlaga, semoga keberuntungan berpihak pada kita untuk meraih emas. Minimal satu emas, namun tidak menutup kemungkinan emas lainnya," ungkap Efri.
Baca juga: Polda Sumbar turunkan 21 personel Brimob kawal kontingen PON Papua
Baca juga: KONI Sumbar klaim kontingen PON Papua yang berangkat berpotensi medali
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021