Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 tercatat bertumbuh 7,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Dibandingkan triwulan sebelumnya, ekonomi nasional tumbuh 3,31 persen.
Presiden Direktur Tugure Adi Pramana menilai, ekonomi nasional ke depan masih memiliki kecenderungan volatil, tetapi sejumlah sektor penyokongnya diyakini menunjukkan tren positif. Potensi itu, jelas dia, akan dimanfaatkan Tugure.
“Pertumbuhan ekonomi tentu masih sangat volatil, namun sektor-sektor yang bertumbuh positif tentu menjadi peluang untuk lebih kuat dilakukan penetrasi market,” ungkapnya, Senin.
Namun, Adi mengatakan, pihaknya akan tetap konsisten dan tidak tergesa-gesa dengan melihat potensi bisnis secara lebih mendalam dan mencari peluang baru di sektor lainnya.
“Kami harus tetap konsisten, tidak tergesa-gesa, melihat bisnis secara mendalam dan menggali potensi-potensi ke depannya, dengan memanfaatkan economies of scale dari peluang yang ada,” ungkapnya.
Market Hardening
Di tengah pandemi Covid-19, jelas dia, Tugure melihat bahwa peran reasuransi lokal menjadi lebih signifikan dibandingkan sebelumnya.
Hal itu diungkapkannya terkait dengan tren penaikan harga dan pengetatan syarat dan ketentuan (terms and condition) atau market hardening yang terjadi di pasar asuransi dan reasuransi global sebagai respons pelaku industri terhadap kondisi pandemi Covid-19.
Singkatnya, asuransi dan reasuransi global mencatatkan peningkatan pembayaran klaim gangguan usaha akibat pandemi sehingga memengaruhi profitabilitas, khususnya reasuransi di Eropa. Sebagai responsnya, pelaku reasuransi global menaikan harga dan terms and condition untuk menjaga kestabilan perusahaan.
Namun, dia menekankan bahwa pihaknya akan mengkaji dengan lebih dalam soal pemanfaatan momentum ini.
“Peran reasuransi lokal menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya. Kenaikan harga bisa saja dimanfaatkan oleh kami, namun di market Indonesia kami cenderung mencari balance yang tepat,” jelasnya.
Di sisi lain, Adi mengatakan Tugure juga akan memaksimalkan era digitalisasi dan kemajuan teknologi guna menunjang efisiensi dan menjalin kerja sama demi menciptakan efisiensi biaya.
Adapun, Adi sebelumnya menjelaskan pada kuartal I/2021, pendapatan premi bruto Tugure masih turun. Namun, dia menegaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 pada kinerja bisnis mulai berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.
“Adapun pada kuartal I dampak pandemi sudah mulai melandai, premi bruto perseroan turun 11 persen dari anggaran. Pada kuartal I perseroan tetap mampu mengelola loss ratio dan risk-based capital (RBC) dengan baik,” pungkasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021