Padang Panjang (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Din Syamsuddin prihatinan pada gejala delegitimasi fatwa-fatwa MUI yang dinilai9nya sebagai hal yang perlu dicermati.

"Dampak deras arus globalisasi, politik, ekonomi serta arus budaya membuat  tersebar cepatnya kemaksiatan dan kemunkaran, satu kemunkaran yang nyaris terorganisir baik," katanya dalam malam ta'aruf (perkenalan) 500 peserta Itjtima, Kamis.

Din menilai gelagat tersebut adalah rekayasa dari pihak yang tidak bersetuju dengan MU dan menginginkan legitimasi MUI yang kuat menjadi lemah.

"Itu salah satu bentuk ancaman bagi MUI, tetapi iniperlu direspon secara cermat dan cerdas," katanya.

Dalam soal lain, Din mengaku rasa miris mengetahui penilaian lembaga Transparansi internasional Indonesia yang menyebut MUI masuk peringkat tujuh lembaga terkorup.

Din menganggap klaim ini sebagai tantangan baru sehingga perlu disikapi cerdas agarumat Islam nasional dan internasional memadukan strategi yang baik, termasuk memperkuat institusi kefatwaan.

"Karenanya ijtima ini penting karena kita masih berkeyakinan bahwa Fatwa MUI hingga kini masih tetap ditunggu masyarakat," katanya.

MUI memang belum melakukan penelitian, namun seluruh fatwa MUI telah diperhatikan dan diamalkan oleh umat, kata Din. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009