Jakarta (ANTARA News) - Film Si Kabayan kembali meramaikan pasar perfilman Indonesia dengan judul "Kabayan Jadi Milyuner".
Fil itu dibintangi oleh Jamie Aditya, Rianty Cartwright, Mariam Bellina, Aming dan Christian Sugiono, dengan tayang serentak pada 23 Desember 2010 di bioskop Indonesia.
"Si Kabayan Jadi Miliyuner adalah film terlama yang dipersiapkan Starvision dengan muatan kelokalan yang universal dengan mengedepankan esensi kemanusiaan dalam visualisasi `landscape` berupa siraman batin mata dan hati," kata Produser Si Kabayan Jadi Miliyuner, Chand Parwez Servia, dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Rabu.
Beberapa alasan film Kabayan kembali dibuat ialah karena Kabayan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang merupakan personifikasi orang Timur yang santun dan memiliki pola pikir yang ikhlas menjalani hidup, namun tidak menyerah pada nasib.
Parwez mengatakan film ini ditulis sinopsisnya selama tujuh tahun dengan Si Kabayan yang diperankan oleh Jamie Aditya dan Nyi Iteung oleh Rianti Cartwright.
Fim ini bercerita tentang Kabayan yang sedang mengalami dilema untuk menyelematkan pesantren yang ingin digusur dengan mendapatkan cinta Nyi Iteung. Kedua persoalan ini dapat diselesaikan dengan uang Rp1 miliar.
"Kabayan Jadi Miliyuner dibuat dengan penuh cinta. Film ini adalah tontonan paling ideal di akhir tahun, karena menceritakan tentang komedi, cinta, horor, fantasi, teroris dan penyelamatan pesantren yang nyaris digusur," kata Parwez.
Menurut dia, film ini mencoba memberi ruang penjelajahan yang lebih luas melalui cerita dan skenario yang ditulis oleh penulis muda Cassandra Massardi, dan disutradarai Guntur Soeharjanto.
"Munculnya Si Kabayan Jadi Milyuner di tengah miskinnya film bedasarkan cerita rakyat yang lekat dengan budaya daerah Sunda, film ini memanfaatkan kecanggihan teknologi film," katanya.
Film ini tidak hanya bercerita tentang kepergian Kabayan ke kota, tetapi juga tentang hidup di kota Jakarta, yang sarat dengan penurunan nilai moral konsumerisme, hilangnya rasa empati, serta kejujuran.
(T.M-PAD/H-KWR/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010