Tingkat keberhasilannya sampai 96 persen

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur mengandalkan metode Kolombia dalam rangka percepatan penanganan kasus kekerdilan (stunting) pada anak di daerah itu.

"Dari uji coba di 2020 untuk metode Kolombia untuk penanganan stunting di Sikka itu tingkat keberhasilannya sampai 96 persen sehingga kami mengandalkan metode ini untuk percepatan penanganan stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin.

Ia menjelaskan dalam penerapan metode Kolombia ini, asupan gizi seimbang pada anak diberikan dengan dominasi protein yang bersumber dari telur ayam atau berbeda dengan sebelumnya yang mengandalkan protein dari ikan.

Anak-anak yang mengalami kekerdilan diwajibkan mengkonsumsi satu butir telur ayam setiap satu hari selama enam bulan berturut-turut yang dalam pelaksanaannya terus dievaluasi, katanya.

"Kami sudah membuat satu komposisi menu untuk dibagikan di setiap desa yang selanjutnya penerapannya dipantau melalui puskesmas setempat," katanya.

Baca juga: Dinkes Sikka tangani 4.010 anak yang mengalami kekerdilan

Baca juga: Kemenkes:Indonesia butuh inovasi turunkan kekerdilan hingga 19 persen

Petrus Herlemus juga berharap adanya swadaya dari masing-masing desa untuk menangani kekerdilan dengan komposisi menu seimbang bagi anak yang telah dikeluarkan Dinas Kesehatan setempat.

Lebih lanjut ia mengatakan penerapan metode Kolombia telah memberikan kontribusi yang baik dalam menurunkan kasus kekerdilan di Sikka dimana pada 2019 tercatat sebesar 25 persen namun hingga Februari 2021 menurun menjadi 19,6 persen.

Petrus Herlemus menyebutkan jumlah anak yang mengalami kekerdilan di Sikka yang sementara dalam penangan sebanyak 410 orang.

"Anak-anak ini kita tangani dengan metode Kolombia sampai menuju target zero stunting di Sikka pada 2023," katanya.

Ia menambahkan pihaknya akan terus memperkuat sinergitas lintas sektor terutama di tingkat desa menuju Kabupaten Sikka bebas dari kasus kekerdilan.

Baca juga: Bulog NTT siapkan 17 ton beras fortifikasi untuk atasi kekerdilan

Baca juga: NTT jadi daerah percontohan penanganan stunting

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021