Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga memperkirakan nilai tukar rupiah pada Rabu kembali melemah karena faktor eksternal akibat menguatnya dolar AS.

"Penguatan dolar AS terpicu akibat diturunkannya peringkat utang Irlandia oleh lembaga keuangan internasional Moody`s yang menekan Euro," kata Edwin di Jakarta, Selasa.

Rupiah pada Selasa ini turun tujuh poin menjadi Rp9.040, per dolar AS.

Edwin Sinaga yang juga Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, peluang rupiah untuk kembali turun masih ada karena kondisi di pasar eksternal yang cenderung melemah.

"Kami optimis rupiah akan kembali terkoreksi, namun koreksi yang terjadi relatif kecil," ucapnya.

Menurut dia, rupiah masih akan bergerak turun dalam kisaran sempit karena faktor penggerak rupiah berada pada pasar eksternal. Namun rupiah bisa saja bergerak naik apabila ada faktor positif yang kuat mendorong kenaikan mata uang tersebut.

Meski rupiah saat ini tertekan, lanjut dia, posisinya dinilai masih cukup stabil, apalagi pada 2011 pertumbuhan ekonomi akan makin bagus, maka penguatan rupiah kemungkinan akan terjadi lagi.

"Selain itu, investor asing yang masih berada di pasar domestik juga akan masuk ke pasar meski mereka masih khawatir dengan laju inflasi 2010 yang diperkirakan akan berada di atas enam persen," ucapnya.

Pelaku pasar, menurut dia, membiarkan faktor positif dari pasar modal Indonesia, di mana indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan.

"Kenaikan indeks itu akibat pelaku pasar melakukan aksi beli saham sehingga indeks kembali mendekati angka 3.700 poin," ucapnya.(*)
(T.H-CS/A039/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010