Gelombang kedua pandemi COVID-19 yang memuncak di Tanah Air pada pertengahan Juli 2020, membuat sesi latihan di Tajimalela terkendala. Tujuh dari 14 atlet putra terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan hingga berat.

SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 begitu cepat menular ke sejumlah atlet Jabar sebab mereka tinggal dalam satu atap di penginapan yang berjarak 'selemparan batu' dari Lapangan Tajimalela. Pun Hasan bersama asisten pelatih yang semula tidak percaya COVID-19, akhirnya mengalami sesak napas.

"Saat itu semua fasilitas pelayanan kesehatan di Bekasi sedang mengalami lonjakan. Tidak ada tenaga kesehatan yang sempat menangani atlet Jabar. Akhirnya saya bersama asisten pelatih yang turun tangan mengetes satu per satu atlet menggunakan antigen. Pas dicolok ke hidung, ada saja yang bersin sehingga kami pun tertular," kata Hasan.

Baca juga: PLN gelar simulasi listrik padam, antisipasi gangguan PON Papua

Pelatih kepala Tim Kriket Jawa Barat Hasan Basri (tengah) berpose saat latihan fisik menjelang pelaksanaan PON XX Papua di Lapangan Yonif Mekanis 202/Tajimalela, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (11/9/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)

Ancaman wabah menjelang pelaksanaan PON mendorong keputusan Hasan untuk memulangkan seluruh atlet ke daerah asal mereka. Strategi berlatih pun diubah menggunakan aplikasi agar setiap capaian atlet dapat terus termonitor.

COVID-19 bukan penghalang bagi Arif untuk tetap konsisten melatih kekuatan tangan sesuai panduan pelatih meski harus dilakukan di kediamannya kawasan Kranji, Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Kriket ini mengajarkan saya bisa lebih disipilin, jujur, kerja sama tim, kepercayaan diri itu harus, terutama fisik sama mental. Latihan ini saya laporkan rutin kepada pelatih lewat aplikasi," kata.

Berstatus sebagai penyintas COVID-19 sejak Desember 2020 serta memperoleh dosis lengkap vaksin produksi Sinovac pada April dan Mei 2021 diyakini Arif mampu memberikan perlindungan optimal selama mengarungi pertandingan PON.

"Faktor keluarga jadi pemicu semangat saya di kriket. Walaupun sempat dilarang sama ibu (jadi atlet kriket), tapi orang tua dukung banget saya sekarang dan mereka bangga karena saya bisa mandiri dari karir ini," ujar anak pertama dari pasangan Mohamad Bisri dan Sumardiyah itu menutup perbincangan.

Baca juga: Gubernur Papua apresiasi konsistensi Presiden Jokowi terkait PON XX

Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021