jangan sampai kecolongan lagi, hadapin varian Delta aja kita sudah babak belur kemarin
Bandarlampung (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung meminta pemerintah tidak kecolongan dengan adanya COVID-19 varian Mu.
"Kami berharap banget sama pemerintah, harus dijaga betul, jangan sampai kecolongan lagi, hadapin varian Delta aja kita sudah babak belur kemarin," kata Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Aditya M Biomed di Bandarlampung, Minggu.
Menurutnya, tidak ada salahnya apabila varian Mu diwaspadai sejak sekarang sebab informasi yang didapatnya varian Mu sudah sampai di Hong Kong, yang artinya sudah cukup dekat dengan dengan Indonesia.
Baca juga: Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 Lampung bertambah 92 orang
"Saya senang mendengar kabar perubahan zona dan penurunan level PPKM saat ini, namun saya juga mewanti-wanti agar waspada dan selalu menjaga protokol kesehatan," kata dia.
Ia pun menegaskan bahwa daerah yang sudah berada di zona kuning jangan sampai abai dengan prokes sebab pandemi COVID-19 belum usai walaupun hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Labolatorium Kesehatan Provinsi Lampung semakin menurun.
Baca juga: Dinkes: Pasien COVID-19 di Lampung bertambah 100 dan meninggal 10
"Sekarang makin sedikit sampel yang dites, kadang 100 dan maksimal 200, kalau kemarin-kemarin kan bisa 400, bahkan puncaknya bisa sampai 1.000 sehari," kata dia.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Cabang Lampung Ismen Mukhtar mengingatkan semua pihak agar pelonggaran aktivitas masyarakat di tengah PPKM level tiga tidak sampai ikut mengabaikan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak).
Baca juga: Kemkes laporkan kasus harian COVID-19 semakin berkurang
"Untuk pemerintah, 3T yaitu testing, tracing dan treatment harus tetap.dilakukan," kata dia.
Menurutnya, meski zona dan level PPKM ini sudah turun, penanganan kasus COVID-19 harus diperkuat supaya kasusnya bisa lebih ditekan dan bisa menuju zona hijau.
Kemudian, terkait virus COVID-19 varian Mu, ia menjelaskan bahwa cara penularan virus ini tetap sama dengan melalui hidung dan mulut, sehingga penggunaan masker jangan sampai diabaikan untuk menekan penyebaran virus tersebut.
"Jangan sampai virus itu masuk ke badan kita. Karena kalau dia sudah masuk kemungkinan virus untuk bermutasi itu semakin besar, sehingga memang prokes harus tetap diketatkan," kata dia.
Baca juga: IDI Bandarlampung: Penyintas COVID-19 bisa divaksinasi sebelum 3 bulan
Baca juga: Dua pedagang di Kota Bandarlampung dapatkan kaus bergambar Jokowi
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021