Fenomena 'revenge travel' memang diprediksi terjadi dan dimaklumi mengingat masyarakat sudah lama terkungkung di rumahDenpasar (ANTARA) - Sosiolog Universitas Udayana, Bali, Wahyu Budi Nugroho memprediksi fenomena revenge travel atau peningkatan wisatawan terjadi setelah dibukanya pusat perbelanjaan atau mal meski pengunjung dibatasi 50 persen dari kapasitas.
"Fenomena 'revenge travel' memang diprediksi terjadi dan dimaklumi mengingat masyarakat sudah lama terkungkung di rumah, terutama bagi generasi milenial," kata Wahyu saat dihubungi melalui telepon di Denpasar, Bali, Sabtu.
Baca juga: Sosiolog minta waspadai ancaman gelombang ketiga COVID-19
Hal ini karena filsafat romantisme yang cukup memengaruhi generasi milenial, yaitu seolah keutuhan dan keparipurnaan diri hanya dapat diperoleh lewat melakukan sebanyak-banyaknya perjalanan, mengalami beragam pengalaman, serta menjumpai banyak orang dengan beragam latar belakang.
Baca juga: Sosiolog: Isoter berbasis kecamatan beri rasa nyaman secara emosional
Untuk mengantisipasi kerumunan dan penyebaran virus yang semakin masif diperlukan kedisiplinan pelaku usaha setempat. Selain itu, aparat juga harus tegas dalam mengawasi prokes. Salah satunya, pembatasan pengunjung pada pusat perbelanjaan.
Baca juga: Sosiolog: Pemindahan isoman ke isolasi terpusat pilihan rasional
"Kalaupun mall dibuka 100 persen kondisinya mungkin tidak akan sama seperti sebelum pandemi karena bagaimanapun ada masyarakat yang tetap merasa was-was untuk ke tempat publik, dan ini lebih didasari pada karakter pribadi, ada juga yang hati-hati, ada yang santai-santai saja," katanya.
Baca juga: HAKLI: 90 persen isoman di Jawa-Bali dapatkan layanan konsultasi
Baca juga: 21 wisatawan berhasil dievakuasi dari kapal terbakar di Labuan Bajo
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021