Dengan mengalahkan Zverev, Djokovic menyamai rekor Federer sepanjang masa dengan 31 penampilan final Slam putra.
Final tersebut juga mengingatkan pada pertandingan final Australian Open pada Februari lalu yang dimenangi Djokovic dengan dua set langsung.
"Jika saya bisa memenangi ini, saya mungkin akan berada di buku sejarah di suatu tempat kecil, misalnya tidak membiarkan dia memenangi ini," kata Medvedev.
"Tapi saya tidak terlalu peduli tentang itu. Saya pikir ini lebih tentang dia, itu mempengaruhi dia."
"Saya hanya akan membuang segalanya dan saya pasti tidak akan memikirkan Grand Slam atau apa pun."
Baca juga: Medvedev dan Fernandez melenggang ke semifinal US Open
Djokovic telah memenangi 27 pertandingan Slam berturut-turut, tiga kali lebih sedikit dari rekor beruntun sepanjang masanya dari 2015 hingga 2016 ketika dia memenangi empat gelar major berturut-turut.
Zverev, runner-up US Open tahun lalu, mengakhiri 16 kemenangan beruntunnya.
Pada set kelima, Djokovic mematahkan servis setelah reli yang diperpanjang dengan pukulan forehand menjadi 2-0 dan Zverev melakukan pukulan forehand back-to-back untuk mencetak angka 4-0.
Djokovic kembali mematahkan servis untuk mencatatkan tanggal bersejarah pada final setelah laga tiga jam 34 menit.
Baca juga: Final US Open tampilkan duel petenis remaja Raducanu dan Fernandez
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021