"Rekomendasi yang dikeluarkan ini merupakan bukti nyata bahwa sesungguhnya upaya pelestarian dan pembangunan kota bisa saling melengkapi dan tidak menghambat satu sama lain," kata Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud)
DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Iwan menyebutkan, penerbitan rekomendasi pemugaran dalam kegiatan transformasi Gedung Sarinah ini merupakan bagian dari perlindungan yang dilakukan oleh Disbud DKI Jakarta terhadap bangunan cagar budaya, objek diduga cagar budaya ataupun bangunan yang berada di Kawasan Pemugaran DKI Jakarta.
Gedung Sarinah memiliki latar belakang sejarah yang tidak boleh terlupakan dalam sejarah perkembangan kota di Jakarta. "Di dalam Sarinah nanti, masyarakat akan menikmatinya bukan hanya sekedar belanja, tapi juga unsur kepariwisataan, sejarah serta kekayaan budaya Nusantara,” tutur Iwan.
Dalam rekomendasi, Disbud DKI Jakarta meminta pertimbangan dari Tim Sidang Pemugaran (TSP) yang beranggotakan ahli pelestarian dari berbagai disiplin ilmu hingga kemudian diterbitkan surat rekomendasi pemugaran.
Sarinah merupakan bangunan tinggi atau bangunan pencakar langit pertama di Jakarta
serta bangunan campuran modern yang terdiri atas 14 lantai plus satu dasar (basement).
Bangunan ini memiliki arsitektur gaya internasional dengan ciri utama terdapat menara yang berada di bagian belakang plaza.
Baca juga: Transformasi dan renovasi Gedung Sarinah direncanakan sejak 2019
Baca juga: Menteri PUPR: Perhatikan estetika bangunan Sarinah saat renovasi Dalam transformasinya, PT Sarinah (Persero) berencana melakukan pembangunan gedung parkir non permanen.
Gedung parkir tersebut akan diletakkan di posisi timur Gedung Sarinah sehingga tidak menghalangi eksposur Gedung Sarinah dari Jalan MH Thamrin, Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Sunda.
Gedung parkir tersebut terdiri atas 4 lantai dengan desain yang mempertimbangkan ruang hijau untuk merespons Kawasan Cagar Budaya Menteng sehingga visual tidak terhalang dan juga tetap menjaga kualitas penghijauan.
Gedung Sarinah dalam sejarahnya merupakan salah satu bangunan yang dibangun bersamaan dengan proyek-proyek besar lainnya. Proyek besar tersebut terdiri atas Lapangan Medan Merdeka beserta Monumen Nasional (Monas), Jalan MH Thamrin dan Gedung Sarinah beserta Plaza dan Kolam Pantul di depannya.
Pembangunan proyek besar ini digagas oleh Presiden pertama, Ir Soekarno, setelah mengunjungi beberapa negara di dunia.
Pembangunan proyek-proyek besar tersebut dimaksudkan sebagai upaya dalam pembentukan karakter bangsa dan menunjukkan kebesaran dari bangsa yang baru merdeka dan sejajar dengan negara-negara besar lainnya di dunia.
Baca juga: Erick Thohir: Kemungkinan peresmian Gedung Sarinah diundur ke 2022
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021