Washington (ANTARA News/AFP) - Pejabat penting CIA Amerika Serikat di Pakistan yang membantu mengawasi serangan pesawat terhadap gerilyawan, terpkasa meninggalkan negara itu di tengah-tengah ancaman pembunuhan terhadap dirinya, kata seorang pejabat intelijen AS.

Pejabat itu tidak memberi penjelasan lebih jauh tentang kepulangan kepala perwakilan Badan Intelijen Pusat (CIA) itu.

Tetapi surat kabar The New York Times melaporkan mata-mata itu dipulangkan setelah namanya -- yang dirahasiakan-- terungkap dalan satu gugatan hukum oleh seorang Pakistan, yang menyatakan bahwa putranya dan saudara kandungnya tewas akibat serangan bom pesawat.

Surat kabar itu, yang mengutip para pejabat AS yang tidak disebut namanya, juga memberitakan bahwa lembaga mata-mata Pakistan , Direktorat bagi Intelijen Antar Dinas (ISI), mungkin ikut campur tangan dalam mengekspos agen CIA itu, agaknya untuk membalas satu gugatan hukum di New York yang melibatkan ketua ISI dalam serangan-serangan di Mumbai, India tahun 2008.

"Perwira ini yang sudah melakukan kunjungan reguler- akan pulang ke AS saetelah keputusan dibuat bahwa ancaman-ancaman gerilyawan terhadap dia di Pakistan sangat serius," kata pejabat yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan kepada AFP.

Pejabat intelijen itu mengindikasikan ancaman-ancaman itu tidak akan berdampak pada aksi pengeboman lembaga mata-mata AS itu terhadap para tokoh Al Qaida dan Taliban di Pakistan barat laut, yang pemerintah AS hindarkan membicarakan itu secara terbuka.

"Misi CIA di Pakistan, termasuk perang lembaga itu terhadap para gerilyawan terus dilakukan tanpa henti," kata pejaat tersebut.

Amerika Serikat secara dramatis memperluas serangan bom dengan pesawat tanpa awak itu sejak musim panas 2008 , meningkat dua kali lipat dalam serangan tahun 2009, kata kelompok independen New America Foudation di Washington.

Kepulangan kepala perwakilan CIA itu terjadi ketika serangan serangan rudal AS menewaskan 25 gerilyawan di Pakistan barat laut.

Serangan rudal itu ditargetkan pada kompleks-kompleks distrik Khyber negara itu, kata para pejabat Pakistan.

Episode itu bertepatan dengan seruan-seruan baru di Washington, Kamis kepada Pakistan untuk melumpuhkan gerilyawan Taliban Pakistan yang berpangkalan di sepanjang perbatasan barat negara itu dengan Afghanistan.(*)
(Uu.H-RN/H-AK/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010