"Akan kami dengar nanti pendapat para ahli apakah kawasan tersebut sudah bisa ditanami pada 2011, kami akan kerja sama dengan berbagai pihak dan akan menyiapkan anggaran Rp5 juta per hektar untuk rehabilitasi kawasan tersebut," kata Menhut di Kebumen, Sabtu.
Ia mengatakan hal tersebut sebelum meresmikan Hutan penelitian dan Wisata Alam Wanagama III di Pantai Petanahan, Kebumen.
Luas kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sekitar 6.800 hektere, hampir semua tanaman di kawasan tersebut rusak akibat erupsi Merapi beberapa waktu lalu.
"Waktu menuju Kebumen saya memantau kondisi Merapi pascaerupsi. Dalam radius enam kilometer atau sekitar 10 hektare tanaman rusak karena semburan awan panas, kondisinya memang kering dan pohonnya habis," katanya.
Oleh karena itu, katanya, Kementerian Kehutanan akan membantu untuk merehabilitasi kawasan tersebut, dianggarkan pada 2011 kalau sudah bisa ditanami dan situasinya normal. Menurut dia, untuk merehabilitasi kawasan seluas 10 ribu hektare membutuhkan waktu sebentar, apalagi kepedulian menanam masyarakat di sekitar Merapi cukup tinggi, namun yang penting apakah lahan sudah bisa ditanami.
"Mungkin nanti Kementerian Kehutanan akan bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM untuk melakukan penelitian. Untuk jenis tanaman yang akan ditanam di kawasan Merapi disesuikan dengan kondisi daerah tersebut," katanya.
Menhut mengatakan, tanaman yang rusak akibat erupsi merapi tidak hanya kawasan TNGM yang rusak.
"Nanti di luar kawasan TNGM bisa dibantu untuk rehabilitasi. Tanaman punya rakyat juga boleh," katanya.
Ia mengusulkan, agar ada jarak tertentu secara melingkar dari puncak Merapi untuk konservasi.
"Kalau bisa, kami usulkan dari puncak Merapi minimal radius delapan kilometer, sehingga kawasan TNGM bertambah luas. Nanti kami akan koordinasi dengan pemerintah daerah di sekitar Gunung Merapi," katanya.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010