Jember (ANTARA News) - Ratusan nelayan tradisional di Kabupaten Jember, Jawa Timur, tidak melaut akibat cuaca buruk di perairan setempat, Sabtu.

"Kami memilih tidak melaut karena cuaca buruk yang disertai tiupan angin yang cukup kencang," kata salah seorang nelayan asal Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Supardi.

Menurut dia, banyak nelayan yang terpaksa menambatkan perahu atau jukungnya di tepi pantai karena cuaca buruk diprediksi berlangsung lama.

"Selain memperbaiki jaring yang sudah rusak, sebagian nelayan juga memilih memperbaiki dan mengecat warna perahu yang sudah pudar pada saat cuaca buruk," tuturnya.

Ia menjelaskan, musim paceklik ikan diprediksi berlangsung sekitar dua hingga tiga bulan ke depan, sehingga banyak petani yang beralih profesi menjadi buruh tani.

"Tidak mungkin kami menanganggur selama dua hingga tiga bulan karena kami harus mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari," katanya.

Sejauh ini, kata dia, tidak ada nelayan yang nekat melaut karena gelombang laut datang secara tiba-tiba dan bisa menghempas perahu yang sedang berlayar.

"Lebih baik santai dulu dengan berlibur melaut, daripada keselamatan terancam. Kalau ada nelayan lain yang melaut, tentu mereka memiliki pertimbangan tersendiri," terangnya.

Petugas Kepolisian Perairan (Polair) Puger, Bripda Rifai, mengatakan cuaca buruk di perairan Samudera Hindia di selatan kota Jember itu berlangsung selama beberapa pekan terakhir, sehingga tidak ada nelayan yang berani melaut.

"Para nelayan memilih libur dulu dan musim paceklik dimanfaatkan untuk memperbaiki jaring dan perahu mereka," katanya.

Pantauan Polair Puger, kata dia, tinggi gelombang di perairan Puger mencapai 4 meter, sehingga tidak satu pun nelayan yang berani untuk menangkap ikan.

Ratusan perahu nelayan di parkir di tepi pantai sekitar tempat pelelangan ikan (TPI) Puger, bahkan pasar yang biasanya ramai menjual ikan, kini tampak sepi.***3***(T.ANT-070/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010