Islamabad (ANTARA News) - Pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) melancarkan serangkaian serangan di satu wilayah suku Pakistan pada Jumat menewaskan 35 orang, menurut laporan saluran TV setempat.

Tiga serangan pesawat tak berawak di wilayah suku Khyber, yang berbatasan dengan Afghanistan, menandai rencana Amerika untuk memperluas serangan pesawat tanpa awaknya ke daerah-daerah lain di luar wilayah Waziristan.

TV Dawn melaporkan bahwa pesawat-pesawat tak berawak itu menyerang pusat-pusat kelompok garis keras Lashkar-e-Islam atau Tentara Islam. Tiga tempat persembunyian kelompok itu dihancurkan, menurut laporan tersebut.

Media setempat sebelumnya melaporkan 24 orang tewas dalam serangan-serangan dan banyak lagi jenazah yang ditemukan dari reruntuhan, sehingga jumlahnya mencapai 35 orang. Express TV mewartakan jumlah korban tewas mencapai 51. Tidak ada konfirmasi resmi atas jumlah korban itu.

Laporan-laporan sebelumnya mengatakan, serangan pertama dilakukan di daerah Sipah di Khyber, menewaskan lima orang, termasuk seorang komandan kelompok dan para anggota Lashkar.

Serangan kedua terjadi setelah satu jam di daerah Nahki di wilayah duku, menewaskan 15 pejuang. Serangan ketiga menewaskan empat orang.

Saluran-saluran TV mengatakan bahwa ketiga serangan dilancarkan untuk menghantam pemimpin kelompok Mangal Bagh, yang juga dicari oleh pemerintah Pakistan. Tidak ada laporan mengenai Mangal Bagh.

Itu adalah serangan hari kedua secara terus menerus di wilayah Khyber. Pada Kamis, tujuh orang tewas ketika pesawat tak berawak Amerika melakukan serangan dengan target sebuah kendaraan di lembah Tirah, Khyber.

Pesawat tanpa awak Amerika secara rutin melancarkan serangan di wilayah Waziristan Pakistan, yang dipandang oleh CIA pangkalan utama pejuang Al Qaidah dan Taliban.

Beberapa kelompok garis keras, termasuk Tehrik-e-Taliban Pakistan aktif di wilayah itu, juga sebagai rute utama pasokan ke pasukan NATO di Afghanistan.

Gerilyawan Taliban menyerang kendaraan-kendaraan pasokan NATO di Khyber.

Serangan terakhir terjadi sehari setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan strategi perang Afghanistan, meminta Pakistan untuk berbuat lebih terhadap gerilyawan yang bercokol di buminya.

"Kemajuan tidak terjadi cukup cepat, karena itu kami akan terus meminta dengan tegas kepada para pemimpin Pakistan, bahwa tempat perlindungan teroris yang aman di perbatasan mereka harus dihadapi," kata Obama di Gedung Putih Kamis pada saat melancarkan tinjauan pertamanya atas strategi Amerika Serikat untuk Afghanistan.
(Uu.H-AK/S004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010