Ambon (ANTARA News) - Maluku Media Centre (MMC) mengecam keras pembunuhan Pimpinan Redaksi (Pimred) Mingguan Pelangi Maluku, Alfrets Mirulewan (28), oleh orang tidak dikenal saat meliput pembongkaran BBM yang diduga ilegal di pelabuhan pantai Nama Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya Selasa (14/12) lalu.
"Kami mengecam dengan keras pembunuhan terhadap rekan kami Alfrets Mirulewan, apalagi saat itu dia sedang menjalankan tugas sebagai seorang wartawan," kata Koordintaor MMC Insany Syahbarwaty, di Ambon, Jumat.
Syahbarwaty bahkan menyayangkan masih ada kasus kekerasan hingga berujung pada kematian wartawan di daerah ini.
"Ini untuk yang kedua kami kehilangan rekan wartawan setelah Ridwan Salamun tewas dibunuh saat meliput bentrok antarwarga Viditan dan Banda Ely di kota Tual Maluku Tenggara, Agustus lalu," ujarnya.
Menurut Syahbarwaty, dari sejumlah informasi yang dihimpun MMC, Alfrets Mirulewan hilang sejak Selasa (14/12) malam, saat melakukan investigasi dugaan illegal oil di Kisar.
Korban bersama rekan wartawan lainnya, Leksi Kikilay, melakukan investigasi pembongkaran BBM oleh landen pengangkut BBM yang baru tiba di Pelabuhan Wonreli. Korban sempat membuntuti sebuah mobil yang hendak melakukan transaksi BBM di Pelabuhan tersebut sekitar pukul 24.00 Selasa malam.
"Mobil itu diduga milik oknum polisi," kata Syahbarwaty.
Korban, lanjutnya, sempat bersitegang dengan oknum polisi tersebut karena diusir, diminta keluar dari kawasan pelabuhan.
Menurutnya, tindakan oknum polisi itu sangat mengancam kebebasan pers di Maluku.
"Tindakan oknum polisi itu melanggar UU Pers Nomor 40 tahun 1999, yang mengamanatkan semua pihak yang bersengketa dengan wartawan maupun media agar supaya menempuh cara-cara beretika dalam menyelesaikan kasus-kasus Pers," katanya.
Sehubungan itu, MMC mendesak Polda Maluku untuk segera mengusut tuntas kasus kematian rekan Alfrets Mirulewan dan menyampaikan hasil penyelidikan secara transparan kepada publik, tidak menutup-nutupi jika terbukti pelaku adalah oknum polisi.
Syahbarwaty juga mengingatkan seluruh jurnalis di Maluku agar lebih waspada dan menjaga solidaritas serta meningkatkan kemampuan etika jurnalistik untuk meminimalisir tindakan kekerasan, pengancaman maupun intimidasi.
Alfrets Mirulewan, ditemukan tewas mengenaskan di Pelabuhan Pantai Wonreli, Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Jumat dini hari sekitar pukul 03.00 WIT.
Almarhum meninggalkan seorang istri (Linda Sarak) dan seorang anak (Greani Mirulewan) yang baru berusia sembilan bulan.
Saat ditemukan, di tubuh korban terdapat sejumlah luka memar dan lebam yang diduga akibat hantaman benda tumpul.
"Ada indikasi korban disiksa sebelum dibunuh," kata Syahbarwaty.(*)
(ANT-184/M030//J007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010