Jakarta (ANTARA) - Media sosial kini merupakan wahana penting bagi masyarakat dalam berinteraksi. Melalui media sosial, informasi ditebarkan tidak hanya ke satu pihak, namun dapat ke banyak pihak.
Cukup dengan satu klik via jempol, maka informasi tersebar luas.
Menurut We Are Social dalam Riset Digital 2021 yang diterbitkan Januari 2021, sebanyak 4,66 miliar penduduk dari 7,83 miliar penduduk dunia pada awal tahun 2021 telah menggunakan internet. Ini berarti 59,5 persen atau lebih dari setengah populasi dunia telah menggunakan internet.
Sebanyak 4,2 miliar penduduk dunia (53 persen) di antaranya menjadi pengguna media sosial.
Di Indonesia berdasarkan Laporan Digital 2021, jumlah pengguna internet mencapai 202,6 juta orang dari 274,9 juta penduduk pada Januari 2021 atau mencapai 73,7 persen. Pengguna internet pada tahun 2021 dibanding 2020 meningkat sebanyak 27 juta atau tumbuh 16 persen.
Sementara pengguna media sosial di Indonesia berdasarkan laporan tersebut sebanyak 170 juta orang atau 61,8 persen dari total populasi penduduk di Indonesia. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2021 dibandingkan 2020 bertambah 10 juta orang atau tumbuh sekitar 6,3 persen.
Baca juga: Kemendagri dorong peran pendidik perkuat kesadaran bela negara
Melihat data tersebut, ini berarti informasi melalui media sosial kini telah menjangkau lebih dari setengah populasi di Indonesia, dan ke depan akan terus tumbuh.
Media sosial akan terus berkembang menjadi salah satu wahana interaksi yang memiliki pengaruh. Untuk itu, penting menjadikan media sosial dapat ‘dikuasai’ dengan informasi-informasi positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Oleh karenanya kreator konten memiliki peran penting dalam ‘mengisi’ informasi di media sosial.
Bela negara
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan) RI Mayjen TNI Dadang Hendrayudha mengatakan aksi mengisi informasi-informasi yang positif di dunia maya merupakan salah satu wujud nyata bela negara.
Menurut dia, di tengah banjir informasi terdapat ancaman yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan negara di antaranya pengaruh informasi yang menjerumuskan kedalam terorisme dan radikalisme. Propaganda teroris yang disebarkan via media sosial.
Begitu pula ancaman perpecahan bangsa melalui konten yang memprovokasi. Apalagi penduduk Indonesia dengan beragam suku, bangsa, dan agama.
Hal ini dikatakannya pada acara Ngopi Daring Bela Negara dengan tema “Aku, Konten, dan Bela Negara”. yang di selenggarakan Ditjen Pothan Kemhan RI di Jakarta, Kamis (9/9).
Baca juga: Masyarakat diajak bela negara lewat gerakan 3S
Acara yang digelar secara daring maupun live di Youtube Kemhan RI dan Instagram ini menghadirkan beberapa narasumber, yakni Entrepreneur dan Influencer Atta Halilintar, Konten Kreator Edutainment, Koharo, dan Konten Kreator Masak Eddy Siswanto. Acara ini dipandu moderator Dennis Adishwara dan Teuku Zacky.
Mayjen Dadang mengatakan jaringan kelompok terorisme ini masih sering melakukan pembodohan dengan melakukan upaya propaganda melalui sosial media.
“Adanya konten Kreator yang memberikan konten edukatif adalah salah satu upaya bela negara untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat agar bijak dalam penggunaan sosmed,” katanya.
Alumni Akmil tahun 1988 ini sangat berharap agar masyarakat ataupun para generasi muda yang berprofesi sebagai kreator konten bisa memberikan edukasi mencerahkan, menyejukkan dan membuat damai kepada masyarakat. Ini agar masyarakat mendapat suguhan yang positif.
“Mari kita memberikan apresiasi kepada anak muda yang selalu memberikan hal positif. Bela negara sekarang bukan untuk angkat senjata, tetapi untuk orang yang berkarya, bukan yang banyak gaya, dengan mengancam dan menjelek-jelekkan,” ujarnya.
Mayjen Dadang menyakini bahwa di Indonesia banyak sekali anak muda yang mau bergerak dan beraksi dalam upaya membuat konten yang mengedukasi buat pemirsa demi kemajuan bangsanya.
"Mereka akan muncul sesuai dengan zamannya. Karena untuk menjadi orang yang sukses harus melihat sesuatu dalam bentuk lain, tentunya harus kreatif dalam melihat sesuatu untuk menjadi lebih berguna bagi banyak orang," kata Mayjen TNI Dadang Hendrayudha.
Selain itu, Dadang mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada informasi yang akan disebarkan dengan meningkatkan aksi 3S (saring sebelum sharing)
Kreator konten
Sementara itu Youtuber Atta Halilintar mengatakan sebagai bentuk peduli kepada Indonesia, kreator konten harus terus mengedukasi, karena inilah cara yang digunakan dalam bentuk bela negara.
“Konten kreator mempunyai tanggung jawab moral yang besar, proses pendewasaan juga hal yang penting dalam membangun dan membuat konten dalam membangkitkan nasionalisme kita, cinta pada negara Indonesia, dan peduli kepada sesama,“ ujar Atta.
Baca juga: Bela negara kekinian di sektor ekonomi ala Jawa Barat
Ia menceritakan bahwa pada awalnya saat dirinya menjadi kreator konten, mempunyai mimpi membuat lapangan pekerjaan yang banyak dengan menjalankan sebuah usaha yang bisa memberikan lapangan pekerjaan. Tetapi nyatanya hanya menjadi kreator konten saja tidak akan bisa memberikan lapangan pekerjaan.
Ketika masuk di dunia kreator konten harus mempertebal mental dalam kritikan untuk tetap bertahan di dunia entertaiment. “Saya mengawali menjadi kreator konten dengan mempromosikan produk yang dijual, kemudian terus konsisten dalam membuat konten pastinya akan membuahkan hasil,” ujar Atta.
Kreator Konten Koharo menceritakan bahwa untuk memulai menjadi kreator konten, pertama kali harus mampu mencari jati diri dan selalu mengeksplorasi yang pada akhirnya menentukan di konten apa yang cocok.
“Seperti bagaimana kaitannya menjadi kreator konten terkait bela negara? Memilih edutaiment salah satu hal yang keterkaitan dengan bela negara, seperti pembuktian hoaks atau fakta, dan pembuktiannya untuk tidak membodohi anak bangsa yang suka termakan hoaks,” ujar Koharo.
Kreator konten masak memasak Eddy Siswanto menuturkan dalam membuat konten just be your self (jadi diri sendiri).
“Karena membuat masakan saja banyak sekali ragam makanan yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang mana hal itu sama saja dengan cinta Indonesia,” ujarnya.
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021