Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin pemerintah melibatkan seluruh komponen bangsa dalam penyelenggaraan rangkaian pertemuan puncak ASEAN 2011, sehingga dapat betul-betul mewujudkan ASEAN yang berbasis masyarakat.
"Yang punya hajat pada semua rangkaian ASEAN dan EAS, yang jadi tuan rumah bukan hanya pemerintah tetapi mari kita ajak dan libatkan segenap komponen bangsa," kata Presiden saat membuka sidang kabinet paripurna yang membahas persiapan Indonesia sebagai tuan rumah KTT ASEAN 2011, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat.
Oleh karena itu, Presiden meminta agar sejak awal pemerintah melibatkan, generasi muda, dunia usaha, dan akademisi.
"Ingat ASEAN harus benar-benar jadi organisasi yang berbasis masyarakat, (jadi) sejak awal perencanaan hingga implementasi saya ingin pemerintah mengajak dan melibatkan universitas, generasi muda dan lain-lain. Jangan hanya mereka diundang pas summit-nya tapi ikut dalam perencanaan," katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden mengatakan bahwa ASEAN dan EAS akan memasuki babak baru pada 2011.
ASEAN, kata Kepala Negara, ke depan akan lebih menjangkau ke masyarakat dunia sedangkan EAS akan memasuki babak baru dengan keanggotaan Amerika Serikat dan Rusia.
Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki tradisi yang baik sebagai tuan rumah karena selalu sukses di bidang penyelenggaraan acara dan materi.
Kepala Negara kemudian menyebutkan sejumlah contoh keberhasilan Indonesia antara lain Dasasila Bandung 1955, Bogor Goal 1994, Peta Jalan Bali UNFCCC 2007 dan KTT Tsunami 2005.
Pada sidang kabinet paripurna yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan itu Presiden Yudhoyono juga menunjuk Wakil Presiden Boediono untuk memimpin suatu komite nasional yang akan mengkoordinasikan penyelenggaraan rangkaian pertemuan tersebut.
Kepala Negara juga meminta agar pemerintah melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan Sekretariat ASEAN demi kesuksesan acara itu.
ASEAN beranggotakan 10 negara Indonesia, Brunei, Kamboja, Singapura, Vietnam, Malaysia, Laos, Filipina, Myanmar dan Thailand.
(G003/S019/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010