"Kami minta supaya Dinas Kesehatan Provinsi segera turun ke lapangan untuk melihat kondisi pasien dan penyebarannya. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut," kata anggota komisi IV, dr Ramli Isa Kukuh, di Palu, Jumat.
Dalam tiga hari terakhir, diare mewabah di Tolitoli dan sudah merenggut empat korban jiwa dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit daerah itu.
Umumnya korban adalah anak-anak. Korban meninggal dunia terakhir bernama Ikram (6 bulan). Korban meninggal dunia di ICCU anak Jumat siang akibat konflikasi DBD dan diare.
Menurut Ramli, Dinas Kesehatan Tolitoli dan rumah sakit setempat sudah harus mengambil tindakan sehingga jika kesulitan segera meminta bantuan ke pemerintah provinsi.
"Tadi saya sudah telepon ke Dinas Kesehatan Provinsi mereka juga sudah menerima laporan dan mereka memang mau melihat langsung kondisi masyarakat Tolitoli," kata Ramli.
"Kalau memang kondisinya bahaya kami juga dari komisi IV turun melihat langsung di lapangan," tambahnya.
Dia mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi mestinya harus melakukan survey terhadap dampak dari wabah tersebut, sehingga jika sudah memenuhi unsur bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
"Saya belum dapat kabar apakah itu masuk dalam KLB atau tidak. Dinas Kesehatan masih mensurvey dulu," katanya.
Informasi yang dihimpun dari Tolitoli menyebutkan hingga Jumat siang sebagian pasien masih dirawat di lorong-lorong rumah sakit karena membludaknya jumlah pasien. Rumah sakit setempat kekurangan tempat tidur dan perawat medis.
(A055/S019/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010