Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan pihaknya mencocokkan data antara jumlah vaksin yang tersedia dan pendaftar pada aplikasi JAKI agar dapat menjangkau warga mendapatkan dosis vaksin.

Hal ini, berangkat dari adanya keluhan warga yang mendaftar melalui JAKI untuk mengikuti vaksinasi, namun ketika datang ke lokasi tidak mendapat vaksin karena kehabisan kuota.
​​​
Baca juga: Pengunjung Ancol wajib pakai aplikasi Pedulilindungi

"Terkait dengan pendaftaran JAKI yang vaksin, nanti akan dilakukan sinkronisasi antara jumlah vaksin yang tersedia dan jumlah pendaftaran. Supaya kejadian seperti itu tidak terulang," kata Anies di Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut dia, salah satu tantangan dalam pengelolaan vaksinasi itu adalah karena sebagian besar yang sudah registrasi tidak melakukan pendaftaran ulang.

Karena itu dia berharap pencatatan terhadap warga yang sudah mendaftar dapat dilakukan secara akurat.

"Semua terdata lewat JAKI di lokasi yang sama, namun sebagian hanya bawa surat yang sama karena mengikuti jadwal penyuntikan kedua, sebagian tidak membawa suratnya. Kita pastikan nanti stoknya," ujar Anies.

Baca juga: Anies berharap vaksinasi 2,7 juta warga DKI segera tuntas

Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa pihaknya akan memastikan ketersediaan stok vaksin di setiap sentra vaksinasi di Ibu Kota.

Dia menambahkan saat ini jumlah warga di Ibu Kota yang sudah mendapat vaksin dosis pertama sudah menyentuh angka 10,1 juta jiwa.

Namun demikian, kata dia, dari angka itu ada 3,9 juta warga non DKI yang mendapatkan vaksin di Ibu Kota.

"Nah pekerjaan kita adalah 2,7 juta orang ber-KTP DKI belum vaksin. Ini yang harus kita jangkau semuanya," ungkap Anies.

Ia berharap vaksinasi terhadap 2,7 juta warga DKI tersebut dapat segera tuntas agar kekebalan komunal (herd immunity) dapat segera terbentuk dengan dukungan dari berbagai pihak.

Baca juga: Anies: Ponpes kerap terlibat atasi masalah bangsa

Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021