Pariaman (ANTARA News) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, Sumatera Barat menyatakan, ada tiga hal kekuatan perayaan Tabuik setiap bulan Muharram bagi kota itu.
"Setiap perayaan Tabuik pada bulan Muharaam memiliki kekuatan sosial, budaya, dan ekonomi bagi Kota Pariaman itu sendiri," katanya di Pariaman, Kamis (16/12).
Ia menjelaskan, kekuatan sosial yakni terjalinnya silaturami selama Pesta Budaya Tabuik Pariaman, terutama pada saat puncak Tabuik dihoyak dan dilarung ke laut pada Minggu (19/12).
Dikatakannya, saat Tabuik digelar, para perantau Pariaman di sejumlah daerah di Indonesia akan pulang kampung untuk menyaksikan Tabuik.
Tidak hanya perantau Pariaman saja, tetapi juga perantau Minangkabau, bahkan masyarakat luar daerah ikut menyaksikan Tabuik di Pariaman.
"Saat itulah terjalin silaturami antara warga Minang ataupun dengan warga luar Sumbar, dari yang tidak kenal, menjadi kenal," tambahnya.
Selanjutnya, katanya, Tabuik memiliki kekuatan budaya yang turun-temurun sudah menjadi tradisi di Pariaman sejak Tabuik diperkenalkan.
Meskipun kini, Tabuik sudah berbeda dengan Tabuik budaya karena mempertimbangkan faktor promosi pariwisata.
Yaminu Rizal mengatakan, biasanya Tabuik budaya digelar sejak tanggal 1 hingga 10 muharram saja.
Namun kini karena mempertimbangkan faktor pariwisata, Tabuik digelar hingga 13 Muharram atau bertepatan dengan hari libur.
Sementara kekuatan ketiga Tabuik, yakni dari sisi ekonomi di mana saat Tabuik berlangsung ekonomi masyarakat meningkat drastis.
Tahun lalu, lanjutnya, pengunjung yang hadir pada acara puncak mencapai 500 ribu orang dan transaksi yang dilakukan mencapai miliaran.
Pada momen Tabuik, warga Pariaman memiliki peluang untuk meningkatkan usahanya.
Bahkan, karena pendapatan yang meningkat, biasanya pedagang tidak berjualan dulu dua hingga tiga hari usai Tabuik digelar. (ANT-208/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010