Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Australia untuk Indonesia pada Kamis di Jakarta mengatakan bahwa Indonesia kembali menjadi negara terbesar penerima beasiswa Australia, sebagai bukti bakat kepemimpinan dari sumber daya manusia Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara pemberian penghargaan kepada 26 penerima beasiswa Australian Leadership Awards dan 4 penerima penghargaan Allison Sudrajat Awards tahun 2011 di kediaman Dubes Australia di Jakarta.

"Penerima beasiswa merupakan kelompok orang-orang terkemuka yang tidak hanya berperan sebagai kontributor untuk kemajuan di Indonesia tetapi juga akan memperkuat pertalian erat kedua negara sahabat," kata Moriarty.

Dubes Moriarty mengatakan beasiswa tersebut bertujuan untuk memajukan pengetahuan, kerja sama pendidikan dan memperkuat hubungan Australia dan negara tetangga.

Australian Leadership Awards (ALA) adalah program beasiswa kompetitif regional yang menawarkan 200 penghargaan kepada calon pemimpin di seluruh Asia Pasifik untuk menjalankan studi master atau doktoral serta mata kuliah kepemimpinan di Australia.

Salah seorang penerima beasiswa ALA, Daniel Agustinus, yang akan menempuh studi master bidang forensik di Universitas Canberra, mengatakan bahwa dari sekitar 60 lebih kandidat penerima ia merasa beruntung terpilih menjadi salah satu dari 24 penerima beasiswa itu.

"Kebetulan penelitian saya di bidang biologi molekuler, harapan saya adalah kita bisa mendapatkan teknik baru dalam proses pemisahan DNA sehingga hasil penyelidikan yang didapatkan akan lebih akurat dan dengan biaya yang relatif lebih murah," kata Daniel.

Sementara menurut Fransisca Febriana Sidjaja, penerima beasiswa ALA termuda yang akan menempuh studi doktoral di Universitas Queensland, penghargaan tersebut merupakan kepercayaan bagi para penerimanya untuk dapat berkontribusi

"Saya sangat senang dapat dipercaya menerima penghargaan tersebut, impian saya adalah Indonesia dapat memiliki standar pemeriksaan dan terapi terhadap anak-anak berkebutuhan khusus seperti halnya di Australia," kata Fransisca yang merupakan dosen dan psikolog klinis bagi anak berkebutuhan khusus.

Ia menjelaskan pengalamannya tentang sulitnya penanganan terhadap anak berkebutuhan khusus, terutama dalam pemeriksaan dan terapi serta ketersediaan sekolah, sehingga ketika kembali ke Indonesia ia berharap untuk memberikan kontribusi yang lebih baik.

Pemerintah Australia juga memberikan Allison Sudrajat Awards 2011, sebuah bentuk penghormatan kepada mantan kepala program pembangunan Australia di Indonesia, kepada empat orang penerima Australian Leadership Awards terbaik.

"Allison Sudrajat Awards adalah penghargaan khusus bagi mereka untuk mengenang jasa Allison Sudrajat yang menginspirasi kita semua," kata Dubes Moriarty.

Penerima penghargaan khusus itu akan menerima dana hibah penelitian tambahan yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan pengetahuan dan jejaring dengan Australia melalui penelitian, konferensi internasional dan penempatan kerja.

Allison Sudrajat adalah seorang warga Australia yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Yogyakarta pada 2007 beserta empat warga Australia lainnya, Henry Morgan, Saxon Mellish, Mark Scott, dan Brice Steel. (PPT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010