Pangkalpinang (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, setuju materi HIV/AIDS diintegrasikan ke sejumlah mata pelajaran sekolah untuk menekan angka kasus penderita penyakit tersebut.

"Kami lebih cenderung materi HIV/AIDS diintegrasikan ke sejumlah mata pelajaran tertentu, namun tidak perlu membentuk kurikulum baru untuk menekan angka kasus penderitanya," kata Kepala Disdik Pangkalpinang, Edison Taher di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, sosialisasi bahaya HIV/AIDS sudah cukup gencar sehingga tidak efektif dibuat kurikulum baru karena begitu banyak kurikulum yang akan dikembangkan diantaranya pendidikan karakter bangsa.

"Silahkan saja memasukkan materi HIV/AIDS ke sejumlah mata pelajaran, tetapi tidak membentuk kurikulum baru atau muatan lokal," ujarnya.

Menurut dia, pengintegrasian materi HIV/AIDS tersebut disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan harus lebih hati-hati agar benar-benar memberikan efek penyadaran terhadap bahaya HIV/AIDS.

"Karakter masyarakat daerah ini tentu berbeda dengan daerah lainnya, sehingga harus hati-hati memasukkan materi HIV/AIDS dan cara penyampaiannya harus sesuai dengan karakter siswa," ujarnya.

Menurut dia, guru yang menyampaikan materi HIV/AIDS harus bisa mentranspormasikannya dengan baik kepada siswa sehingga benar-benar memilik efek pencegahan untuk tidak melakukan hubungan seks sebagai pemicu penyakit tersebut.

"Guru harus mampu menyampaikan materi tersebut dengan baik, jangan menyampaikan hal yang negatif tetapi lebih mengarah kepada dampaknya sehingga siswa menjadi tahu tentang bahaya penyakit tersebut," ujarnya.

Menurut dia, guru juga harus memahami psikologi siswa yang cenderung ingin mencoba sehingga harus hati-hati menyampaikan materi HIV/AIDS ini.

"Silahkan masukkan materi HIV/AIDS ke sejumlah mata pelajaran sekolah namun harus bisa memahami psikologi siswa dan ditransformasikan dengan baik sehingga tercapai tujuan yang diinginkan," ujarnya. (HDI/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010