"Lapisan granit Bangka Belitung (Babel) ini terpisah dari lempeng-lempeng bumi lainnya. Lapisan granit tidak bergerak ketika lempeng-lempeng lain bergerak," kata Gubenur di Bratislava, Slovakia, Kamis.
Karena itu, lanjut dia, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sedang meneliti lebih jauh soal batuan di Babel ini yang hampir seluruhnya disusun dari batuan granit.
Studi sebelumnya menentukan dua lokasi di Bangka yang paling memenuhi syarat, yakni di Tanjung Krasak, Premis, Bangka Selatan dan di Teluk Manggris di Muntok, Bangka Barat, ujarnya.
Keduanya sekitar 30 km dari pantai barat Sumatera sehingga akan memenuhi syarat jika di masa depan dibangun transmisi "grid connection" Jawa-Bali dan Sumatera, ujarnya.
Bahkan dengan Asean "grid connection" yang terhubung dengan Malaysia dan Singapura dimana antar negara-negara ini bisa saling menjual dan membeli listrik seperti halnya di Eropa.
Gubernur juga mengatakan bahwa di Babel juga terdapat bahan baku nuklir Thorium yang ditemukan bersama timah, zirkon dan lain-lain yang saat ini juga masih diteliti seberapa besar kandungannya.
Mengenai penerimaan masyarakat, menurut dia positif, meskipun beberapa waktu terakhir ini sudah ada gerakan-gerakan LSM dari luar Bangka Belitung yang berteriak untuk menolak.
"Saya katakan kepada mereka untuk menunjukkan buktinya. Jika mereka menunjuk kecelakaan nuklir Chernobyl, bukan berarti PLTN lain juga akan celaka. Seperti juga kecelakaan Mercedez di suatu negara tak bisa menjadi justifikasi bahwa Mercedez di negara lain juga perlu diwaspadai.
Sementara itu, Sekda. Bangka Barat Ramli Ngadjum mengatakan sudah melakukan sosialisasi ke sebagian siswa, guru dan tokoh masyarakat dari total penduduknya 175 ribu orang.
"Tapi soal membangun PLTN tergantung pusat. Kami sendiri mempersiapkan lahan 825 hektare di Muntok, termasuk untuk daerah penyangga (buffer zone) dan PLTN-PLTN berikutnya," katanya.
Sedangkan Bupati Bangka Selatan, Djamro Djalil, telah menyiapkan lahan 500 ha untuk PLTN di desa Permis. (D009/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010