petani jangan melulu menanam padi atau jagung
Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) untuk tanaman bawang merah, sehingga bisa mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada dengan hasil berlebih.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan potensi pertanian di Kota Kediri masih bisa dikembangkan. Tidak hanya mengandalkan satu komoditas saja, untuk komoditas lain juga bisa dikembangkan termasuk bawang merah dengan sistem pertanian yang lebih modern.
"Petani di Kota Kediri masih menjadikan tebu sebagai komoditas andalan, karena lokasi kita dekat dengan beberapa pabrik gula. Di era saat ini, petani harus kreatif mengembangkan komoditas lain yang lebih menguntungkan, apalagi kita punya pasar grosir yang mempermudah dalam pemasaran hasil pertanian," katanya di Kediri, Kamis.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Mohammad Ridwan mengatakan pihaknya membuat sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu untuk tanaman bawang merah.
Dalam SLPTT, para petani mendapat bimbingan teknis budi daya bawang merah dari awal hingga akhir melalui praktik di lahan anggota kelompok tani. Nantinya bibit, obat-obatan, dan pupuk akan diberi oleh Pemkot Kediri melalui APBD Kota Kediri
"Pembelajaran di sekolah lapang ini, menggabungkan teori dan praktik menggunakan metode demonstrasi plot (demplot). Metode penyuluhan ini memberikan contoh secara langsung menggunakan objek yang akan ditanam," kata Ridwan.
Ridwan menambahkan, varietas bawang merah yang cocok ditanam di lahan Kota Kediri adalah Thailand Tajuk. Varietas ini dinilai tahan pada kondisi tanah dataran rendah dan di berbagai kondisi cuaca.
Baca juga: BRG gelar pelatihan Sekolah Lapang Petani Gambut di pesantren
Baca juga: Sekolah petani dirintis Universitas Muhammadiyah Magelang
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Kota Kediri Mohammad Thohir Nur menambahkan penanaman bawang merah di lahan pertanian wilayah Kota Kediri ini juga sebagai pemanfaatan agen hayati untuk pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
"Ini juga untuk rotasi tanaman. Petani jangan melulu menanam padi atau jagung, karena unsur hara yang di dalam tanah juga perlu dirotasi. Jika hanya dipergunakan untuk komoditas tertentu, kualitas tanah juga pasti akan menurun," kata Thohir.
Salah satu kegiatan SLPTT diadakan di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Kegiatan tersebut dihadiri 19 petani dari Kelompok Tani "Tani Sejahtera" Lingkungan Pagut, Kota Kediri.
Setelah pemberian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik di lahan seluas 0,4 hektare milik salah satu petani. Selain di Kecamatan Pesantren, SLPTT ini juga telah dilaksanakan di Kecamatan Kota dan Mojoroto.
Di Kota Kediri, lahan pertanian cukup terbatas yang didominasi tanaman padi dan tebu. Melalui sekolah lapang tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri mengajak para petani kecil mencoba budi daya tanaman hortikultura bawah merah yang lebih memiliki nilai ekonomis.
Pandemi COVID-19 juga tidak menyurutkan langkah Dinas Pertanian Kota Kediri untuk mendorong para petani mencoba berbagai macam budi daya termasuk bawang merah.
Kendati luas lahan untuk tanaman bawang merah masih kecil, diharapkan setelah adanya sekolah lapang ini, semakin banyak petani Kota Kediri yang menanam bawang merah dan Kota Kediri dapat menjadi salah satu sentra penghasil komoditi bawang merah.
Baca juga: Sekolah lapang iklim bantu petani bercocok tanam tepat waktu
Baca juga: BMKG latih petani Padang Pariaman baca iklim untuk bercocok tanam
Baca juga: Unimma rintis sekolah untuk angkat derajat petani muda
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021