"Ritual tabot tebuang diawali dengan berdoa yang dilakukan oleh 17 keluarga keturunan tabot di gerga (markas) Imam yang berada di Kelurahan Berkas dan gerga Bangsal di Kelurahan Malabro Kota Bengkulu," kata Ketua Kerukunan Keluarga Tabot Bengkulu Syaiful Hidayat, Kamis.
Selanjutnya, keluarga keturunan tabot bersama 17 unit tabot ritual berangkat menuju Gedung Daerah untuk bergabung dengan 16 tabot turutan dan enam tabot pembangunan.
"Sebanyak 39 tabot dilepas oleh wakil Gubernur Bengkulu sekitar pukul 10.00 WIB di depan Gedung Daerah untuk diarak menuju makam Imam Senggolo di Karabela Kota Bengkulu," ujarnya.
Ia menjelaskan, arak-arakan puluhan tabot tersebut diawali dengan rombongan penabuh musik tradisional Bengkulu yakni dol yang ditabuh sepanjang perjalanan sejauh sekitar enam kilometer yang mereka lalui.
"Barisan berikutnya diikuti oleh para tokoh keluarga keturunan tabot dan puluhan bangunan tabot," katanya.
Arak-arakan tersebut menyusuri jalan Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Sudirman, Suprapto dan beristirahat di jalan S Parman untuk menunaikan shalat Dzuhur.
"Kemudian rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Saat berada di persimpangan sekip Kota Bengkulu, mereka disambut tokoh keluarga tabot lainnya yang membawa beberapa perlengkapan ritual tabot tebuang," katanya.
Suasana arak-arakan tersebut menuju pemakaman Karabela diwarnai dengan adanya beberapa orang keluarga keturunan tabot yang kesurupan, namun ketika memasuki lokasi pemakaman berhasil disadarkan kembali.
Tabot tebuang berakhir dengan berdoa di depan makam Imam Senggolo di Karabela lalu melepas dan menyimpan kembali semua perlengkapan ritual tabot seperti "jari-jari" dan bendera.Sedangkan bangunan tabot menjadi rebutan warga yang menyaksikan ritual tersebut karena diyakini bisa mendatangkan berkah.
Ritual tabot tebuang bermakna membuang semua perbuatan buruk karena diyakini kebaikan pasti bisa mengalahkan kejahatan.
Upacara tabot dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein dalam perang di Padang Karbala Irak.
Tabot yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husein yang diarak keluarga tabot Bengkulu untuk mengikuti ritual tabot tebuang pada 10 Muharam atau Kamis (16/12) menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.(*)
(ANT-213/Z002/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010