Flu burung dapat menjadi ancaman bagi perekonomian Malut terutama peternakan kita bisa hancur

Ternate (ANTARA) - Karantina Pertanian Ternate, Maluku Utara (Malut) melakukan pemusnahan terhadap 50 ekor burung Lovebird asal Manado yang merupakan hasil tangkapan dari KM Simba pada Minggu (5/9) di Pelabuhan Jailolo guna mencegah penyebaran virus flu burung.

Karantina Pertanian Ternate melakukan pemusnahan terhadap 50 ekor burung Lovebird asal Manado. ANTARA/Abdul Fatah

"Unggas dewasa dari daerah tidak bebas flu burung berisiko membawa virus tersebut ke Malut, meski terlihat sehat, tidak ada yang bisa menjamin unggas dewasa ini tidak membawa virus flu burung di dalam tubuhnya dan ini yang kita cegah, karena flu burung dapat menjadi ancaman bagi perekonomian Malut terutama peternakan kita bisa hancur," kata Kepala Karantina Pertanian Ternate Yusup Patiroy, di Ternate, Kamis.

Selain burung Lovebird, petugas Karantina Pertanian Ternate juga melakukan pemusnahan terhadap 15 ekor ayam hias yang turut diselundupkan melalui KM. Simba.

Hasil tangkapan sebelumnya sepanjang bulan Agustus-September berupa 12 ekor unggas dewasa dari beberapa kapal penumpang, juga turut dimusnahkan dengan total ada 77 ekor unggas dewasa yang dimusnahkan hari ini.

Unggas dewasa merupakan media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, mengingat Malut termasuk salah satu di antara tiga provinsi di Indonesia yang masih bebas flu burung berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 67 Tahun 2016, unggas dewasa dari daerah tidak bebas flu burung dilarang masuk ke Malut.

Lebih lanjut, Yusup mengungkapkan bahwa Karantina Pertanian Ternate senantiasa mewaspadai setiap bentuk penyelundupan unggas dewasa karena modusnya pun semakin berkembang. Karantina meningkatkan pengawasan di tempat-tempat pemasukan, seperti Pelabuhan Ahmad Yani, Pelabuhan Bastiong, dan Pelabuhan Jailolo.

Pemusnahan unggas dewasa dilakukan dengan cara dibakar menggunakan insinerator di instalasi karantina pertanian, Kelurahan Sasa, Ternate Selatan.

Anggota KP3 Pelabuhan Ahmad Yani dan KUPP Kelas III Jailolo turut serta menyaksikan pemusnahan unggas dewasa ini.

"Personel kami sangat terbatas, sehingga adanya sinergitas dengan seluruh instansi terkait lingkup pelabuhan yang telah bekerja sama dengan baik dan membantu tugas-tugas kami di lapangan," ujar Yusup.
Baca juga: Karantina Ternate tahan 49 burung lovebird
Baca juga: Sepuluh pasien di Ternate sempat berusaha kabur dari tempat karantina

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021