Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia turun pada perdagangan Kamis pagi, sementara dolar bertahan kuat sejalan dengan sentimen hati-hati global karena investor khawatir tentang kombinasi perlambatan pertumbuhan global dan potensi pengurangan stimulus atau tapering oleh bank sentral.

Bank Sentral Eropa (ECB) secara khusus menjadi fokus, dengan para analis memperkirakan bank mengumumkan langkah-langkah ke arah mengurangi dukungan ekonomi daruratnya pada Kamis waktu setempat.

Indeks MSCI yang lebih luas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, kehilangan 1,04 persen, sementara indeks acuan Nikkei Jepang turun 0,38 persen.

Ada kerugian juga di Australia turun 1,01 persen, Korea turun 0,74 persen, dan di Hong Kong jatuh 1,17 persen, dengan saham-saham teknologi ternama memimpin penurunan.

Indeks Hang Seng Teknologi anjlok 2,44 persen pada awal perdagangan, terbebani oleh penurunan Tencent Holdings yang terpuruk 3,7 persen dan Netease Inc anjlok lebih dari 7,0 persen setelah pemerintah China pada Rabu (8/9/2021) memanggil perusahaan game tersebut untuk memastikan mereka menerapkan aturan baru untuk sektor ini.

Saham-saham unggulan atau blue chips China melemah 0,41 persen tepat setelah bel pembukaan perdagangan, dan indeks saham berjangka AS, e-mini S&P 500 tergerus 0,16 persen.

Edison Pun, seorang analis pasar senior di Saxo Markets, mengaitkan perubahan bearish global dengan data lowongan pekerjaan AS yang kuat semalam, yang “berarti pasar kerja masih kuat, dan itu bisa berarti pengurangan mungkin masih dimulai pada (kuartal keempat) meskipun data penggajian non-pertanian buruk pada Agustus,” katanya.

Awal pekan ini, investor telah bertaruh angka penggajian yang lebih rendah dari perkiraan pada Jumat lalu (3/9/2021) akan berarti Federal Reserve akan menunda pemangkasan pembelian aset besar-besaran, mengirim indeks ekuitas MSCI global ke posisi baru sepanjang waktu pada Selasa (7/9/2021).

Namun, sentimen telah berubah lebih berhati-hati sejak itu, dan beberapa pembuat kebijakan Fed pada Rabu (8/9/2021) mengisyaratkan bank sentral AS tetap di jalur untuk mengurangi pembelian asetnya tahun ini.

Di Wall Street pada Rabu (8/9/9/2021), indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2 persen, indeks S&P 500 kehilangan 0,13 persen dan indeks Komposit Nasdaq jatuh 0,57 persen.

Setelah pertemuannya pada Kamis waktu setempat, para analis memperkirakan ECB akan mengumumkan pengurangan laju pembelian obligasi daruratnya mulai kuartal berikutnya tetapi akan terus membeli obligasi setidaknya hingga 2024 di bawah program utamanya, dan mungkin lebih lama lagi.

Menjelang keputusan tersebut, euro tergelincir ke 1,1814 dolar, sedikit di bawah tertinggi dua bulan pada Jumat di 1,1909 dolar, sementara dolar stabil terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, setelah naik dalam tiga sesi sebelumnya.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan berada di 1,3376 persen, sedikit berubah di jam Asia, setelah turun tipis pada Rabu (8/9/2021) setelah lelang yang kuat oleh Departemen Keuangan AS.

Harga minyak bergerak lebih rendah, menyerahkan beberapa kenaikan sesi terakhir meskipun pemulihan yang lambat dalam produksi di Teluk Meksiko AS setelah Badai Ida menawarkan beberapa dukungan.

Minyak mentah AS turun 0,1 persen menjadi 69,23 dolar AS per barel. Minyak mentah Brent turun 0,11 persen menjadi 72,55 dolar AS per barel.

Emas turun sedikit, mendekam di dekat posisi terendah dua minggu dengan harga spot di 1.787,67 dolar AS per ounce melemah 0,09 persen.

Baca juga: Wall Street melemah terseret kekhawatiran varian Delta, Big Tech jatuh
Baca juga: IHSG diprediksi terkoreksi seiring pelemahan bursa global
Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah lanjutkan kerugian sehari sebelumnya

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021