Mahkamah Agung tidak akan menenggang ancaman terhadap otoritas keputusannyaBrasilia (ANTARA) - Ketua Mahkamah Agung Brazil mengatakan pada Rabu (8/9) bahwa Presiden Jair Bolsonaro merongrong pengadilan tinggi dengan mendorong orang-orang untuk tidak mematuhi keputusannya setelah pemimpin sayap kanan itu mengatakan dia tidak akan menerima keputusan oleh salah satu anggota hakim.
"Mahkamah Agung tidak akan menenggang ancaman terhadap otoritas keputusannya," kata Ketua Hakim Luiz Fux dalam sesi pengadilan, sebagai tanggapan atas komentar Bolsonaro kepada para pendukung yang berdemonstrasi di kota-kota besar pada Selasa (7/9).
Presiden itu telah mengajak demonstrasi untuk memprotes pihak yang dianggap musuhnya di Kongres dan pengadilan atas. Bolsonaro mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia tidak akan mematuhi Hakim Alexandre de Moraes, yang memimpin penyelidikan atas tuduhan bahwa Bolsonaro dan sekutunya menyerang lembaga-lembaga demokrasi dengan mempromosikan informasi yang menyesatkan di media sosial.
Baca juga: Presiden Brazil kecam Mahkamah Agung, sebut pemilu sebagai lelucon
Mata uang riil Brazil merosot lebih dari 2% pada Rabu karena ketegangan institusional
dan ancaman Bolsonaro bahwa dia mungkin tidak menghormati hasil pemilihan tahun depan, yang menurut jajak pendapat menunjukkan dia akan kalah.
Fux menolak kritik Bolsonaro terhadap pengadilan, memperingatkan bahwa "kepala negara" yang mendorong orang untuk mengabaikan keputusan pengadilan adalah serangan terhadap demokrasi dan kejahatan yang harus dihadapi Kongres.
Baca juga: Brazil tangguhkan 12 juta dosis vaksin Sinovac
Sebelumnya, Ketua DPR Arthur Lira, sekutu Bolsonaro, tampak menjauhkan diri dari sikap Bolsonaro dan menyerukan ketenangan, dengan mengatakan Brazil tidak memiliki ruang untuk "radikalisme" dan negara harus fokus pada masalah sebenarnya.
Lira tidak menyebut nama Bolsonaro, tetapi mengatakan kritik terhadap pemungutan suara elektronik Brazil dan tuntutan presiden untuk tanda terima pemungutan suara kertas telah ditolak oleh Kongres dan masalah itu tidak akan dipertimbangkan kembali.
"Saya tidak melihat ada ruang untuk radikalisme dan lebih banyak ekses. DPR berkomitmen pada masalah riil Brazil , yang menderita pandemi dan pengangguran," kata Lira pada konferensi pers.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintahan Biden pertimbangkan batalkan rencana pengeboran Arktik
Baca juga: Dunia sambut pemerintahan Taliban dengan waspada
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021