Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 323 kasus COVID-19 tercatat selama Paralimpiade Tokyo sehingga gabungan Paralimpiade dan Olimpiade menjadi 878 kasus, tercatat sejak 1 Juli, seperti diumumkan panitia penyelenggara Rabu yang merupakan hari yang sama kampung atlet resmi ditutup.
Hanya 17 kasus COVID-19 dari mereka yang terhubung dengan Paralimpiade berasal dari penduduk kampung atlet. Angka yang dirilis Rabu tersebut termasuk empat kasus baru.
Sebagian besar, yakni 236 kasus terkait Paralimpiade, terjadi pada Jepang, termasuk staf operasional menjadi porsi terbesar dari angka tersebut, lapor Kyodo.
Sementara atlet Paralimpiade berjumlah 13 kasus, pelatih dan ofisial menyumbang 54 kasus, awak media 8 kasus, anggota panitia penyelenggara 14 kasus, relawan 11 kasus dan staf luar negeri di kamp pelatihan prapertandingan tujuh kasus.
Baca juga: Kampung Atlet kembali dibuka sepekan jelang Paralimpiade Tokyo
Kampung atlet, komplek perumahan berjumlah 21 gedung bangunan yang berada di distrik Harumi di tepi teluk Tokyo akan diubah menjadi 5.632 unit tempat tinggal untuk dijual atau disewakan, dengan penghuni pertama masuk pada Maret 2024.
Seperti halnya penghuni Olimpiade, kafetaria, layanan kebersihan dan salon kecantikan dipuji oleh penghuni Paralimpiade. Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa menyebut aula makan sebagai "kendaraan utama menularkan budaya Jepang."
Di sisi lain, beberapa atlet Olimpiade melanggar aturan buku pedoman atau "playbook" virus corona dengan meninggalkan kampung untuk jalan-jalan atau pergi minum-minum, sementara judoka Jepang yang mengalami gangguan penglihatan terluka ketika ditabrak di persimpangan jalan oleh salah satu bus swakemudi "e-Pallete."
Baca juga: Intip menu atlet di Kampung Olimpiade yang dijual di toserba Jepang
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021