Yogyakarta (ANTARA News) - Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta pada triwulan III-2010 tumbuh 6,34 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2010 maupun triwulan III-2009 yang masing-masing 5,30 persen dan 2,54 persen.
"Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan konsumsi dan investasi yang tercermin dalam pertumbuhan di seluruh sektor," kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Yogyakarta Dewi Setyowati dalam acara peresmian gedung baru Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Cabang Wates, Kabupaten Kulon Progo, Rabu.
Menurut dia, percepatan pertumbuhan ekonomi DIY memberi dampak pada peningkatan aset dan perkembangan perbankan di provinsi ini.
Ia menyebutkan aset dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, masing-masing tumbuh 15,15 persen, 12,46 persen, dan 19,66 persen. "Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat dari 57,57 persen pada triwulan II-2010 menjadi 58,76 persen pada triwulan III-2010, sedangkan Non Performing Loan (NPL) tercatat 3,50 persen," katanya.
Dewi mengatakan Bank BPD DIY sebagai salah satu bank yang memiliki "market share" besar di dunia perbankan DIY juga mengalami peningkatan kinerja yang menggembirakan.
"Aset, DPK, dan kredit bank BPD DIY pada triwulan III-2010 secara statistik tumbuh masing-masing 17,87 persen, 39,83 persen, dan 14,61 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada triwulan II-2010 maupun triwulan III-2009," katanya.
Dengan demikian, kata dia, LDR tercatat 74,21 persen, ini angka LDR yang berada di atas angka perbankan DIY secara keseluruhan.
Gedung baru Bank BPD DIY Cabang Wates di Jalan Stasiun, Wates itu, diresmikan Bupati Kulon Progo Toyo Santoso Dipo.
Peresmian gedung baru ini sekaligus menandai peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-49 BPD DIY. (ANT-159/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010