PBoC (bank sentral) dapat memilih untuk menggunakan beberapa alternatif low-profile dan alat yang lebih bertarget untuk kelompok pendukung seperti UKM

Shanghai (ANTARA) - Saham-saham unggulan atau blue-chips China jatuh pada akhir perdagangan Rabu, karena pejabat bank sentral berjanji untuk mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati, sementara media pemerintah mengatakan kebijakan ekonomi jangka panjang negara itu tetap tidak berubah.

Indeks saham unggulan CSI300 merosot 0,41 persen atau 20,70 poin, menjadi menetap di 4.972,13 poin. Sementara itu, Indeks Komposit Shanghai berakhir turun tipis 1,40 poin atau 0,038 persen menjadi 3.675,19 poin.

Pejabat bank sentral China mengatakan pasokan dan permintaan likuiditas akan tetap seimbang dalam beberapa bulan mendatang, dan China akan mempertahankan kebijakan moneter yang hati-hati tanpa menggunakan stimulus.

Berdasarkan pesan tersebut, Nomura menurunkan kemungkinan penurunan rasio persyaratan cadangan (RRR) yang ditargetkan pada September-Oktober menjadi 50 persen dari 70 persen sebelumnya.

"PBoC (bank sentral) dapat memilih untuk menggunakan beberapa alternatif low-profile dan alat yang lebih bertarget untuk kelompok pendukung seperti UKM," kata Nomura dalam sebuah catatan, mengutip usaha kecil dan menengah.

Saluran media pemerintah People's Daily mengatakan pada Rabu bahwa kebijakan ekonomi jangka panjang China tetap tidak berubah dan peraturan tentang industrinya adalah untuk meningkatkan perkembangan mereka yang sehat.

Sub-indeks bahan pokok konsumen, sub-indeks energi baru dan sub-indeks mesin masing-masing turun 1,2 persen, 2,0 persen, dan 2,5 persen. Sub-indeks batu bara melonjak 3,3 persen, karena pasokan batu bara kokas yang ketat di China telah memicu reli harga bahan pembuat baja.

Perencana negara China telah melarang perusahaan perdagangan batu bara yang berpengaruh untuk menerbitkan penilaian harga dan berita pasar, bagian dari upaya pemerintah untuk mengatur pasar komoditas dan menjinakkan harga yang panas.

Sub-indeks infrastruktur juga melonjak 2,3 persen ke level tertinggi dalam hampir dua tahun.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021