Dosen Jurusan Teknik Mineral, Universitas Negeri Cenderawasih (Uncen), Marcelino Yonas, di Jayapura, Selasa mengatakan, dari segi geomorfologi atau bentangalam, wilayah Kota Jayapura dan sekitarnya terdiri dari perbukitan dan pergunungan struktural dengan kontur yang cukup menarik.
Lebih lanjut dikatakannya, bukit dan gunung di Jayapura juga ada yang berupa morfologi karst yakni bentangalam yang tersusun dari batugamping atau batuan kapur.
"Perkembangan morfologi karst di Jayapura cukup memberikan keindahan panorama kota. Selain itu, daerah karst ini juga merupakan tempat penyimpan airtanah dalam jumlah yang banyak sehingga harus dijaga keberadaannya," papar Marcelino.
Sementara itu, pada lembah bukit dan gunung-gunung tersebut mengalir sungai-sungai yang bermuara di laut melalui beberapa teluk yang melingkupi Jayapura.
Teluk-teluk ini misalnya Teluk Yos Sudarso dimana pantainya menjadi salah satu tempat rekreasi yang paling diminati masyarakat Jayapura.
Di teluk ini pula dibangun pelabuhan untuk tempat bersandarnya kapal-kapal laut berukuran kecil yang melayani transportasi laut bagi masyarakat dengan rute antarkabupetan di Papua dan Papua Barat.
Tidak jauh dari teluk itu, dibangun pelabuhan Kota Jayapura sebagai tempat bersandarnya kapal penumpang dari Pelni dan sejumlah kapal yang mengangkut puluhan kontainer. Pelabuhan ini dibangun di Teluk Humboldt yang juga masih berada di sekitar pusat kota.
"Jika diamati, sebenarnya Kota Jayapura dan sekitarnya memiliki bentangalam yang cukup lengkap dan berada dalam wilayah yang tidak terlalu luas. Di sini kita bisa menemukan perbukitan, pergunungan, pedataran, sungai, teluk dan laut lepas, yaitu Samudera Pasifik yang ada di sebelah utara," jelas Marcelino.
Oleh sebab itu menurutnya, pembangunan yang sedang giat dilaksanakan di Jayapura seharusnya senantiasa berwawasan lingkungan dan memperhatikan kondisi tata ruang sehingga kekayaan bentangalam daerah ini dapat dipertahankan.
Keindahan Kota Jayapura atau oleh masyarakat dikenal juga dengan nama Port Numbay, oleh masyarakat luas memang dikenal dengan sebutan "Hongkong" Indonesia. (MBK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010