"Total keseluruhan hasil identifikasi klinik VCT sejak mulai difungsikan pada tahun 2007 hingga saat ini ada 86 pengidap HIV di Kabupaten Sintang," kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ade M Djoen Kabupaten Sintang, Sidiq Handanu Widoyono di Sintang, Selasa.
Ia mengatakan, dari total jumlah tersebut, selain 23 orang yang sudah meninggal, ada 20 orang yang saat ini sudah menjalani terapi Antiretroviral (ARV).
"Selebihnya baru dinyatakan positif HIV saja dan sudah ada pendampingan untuk mereka yang dinyatakan positif," ujarnya.
Ia menjelaskan, temuan kasus HIV pada dasarnya seperti fenomena gunung es karena temuan kasus yang lebih banyak dilakukan melalui VCT hanya sebagian kecil saja.
"Angka sebenarnya dilapangan jauh lebih besar," jelasnya.
Ia mengatakan perkiraan statistik kasus temuan di klinik VCT dibanding kenyataan yang ada dilapangan bisa satu berbanding 100.
"Artinya dari 86 kasus di Sintang yang terungkap, bisa jadi angka rilnya mencapai ratusan orang," kata dia.
Ia menjelaskan, sebaran virus HIV saat ini memang lebih banyak di dominasi kelompok populasi kunci atau kelompok beresiko tinggi pekeja sek maupun pengguna narkoba dengan media jarum suntik.
"Memang lebih banyak yang datang ke klinik adalah mereka yang masuk dalam kelompok beresiko tinggi," ucapnya.
Banyaknya kelompok beresiko tinggi yang datang memeriksakan diri menurutnya karena memang ada dorongan dari sejumlah lembaga pendamping.
"Penampingan baik oleh pemerintan maupun swadaya masyarakat memang cukup berperan dalam mengungkap kasus HIV," jelasnya.
Padahal menurutnya, saat ini kelompok rentan bukan hanya pada populasi kunci, tetapi indikasnya juga sudah mulai masuk ke semua kelompok seperti pegawai negeri, pegawai swasta, mahasiswa maupun ibu rumah tangga.
"Tetapi kelompok diluar populasi kunci tetapi bersentuhan dengan hal-hal yang rentan penularan banyak yang masih belum sadar sehingga tidak mau memeriksakan diri ke klinik VCT," ucapnya.
Ia mengatakan, klinik VCT sangat fleksibel dan benar-benar memberikan pelayanan kepada yang ingin memeriksakan diri.
"Kerahasiaan dijamin, hanya orang yang memeriksakan diri dan konselornya saja yang tahu hasil tes tersebut," jelasnya. (ANT-172/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010