Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat pada pekan kedua Desember ini, investor asing mulai kembali menempatkan dananya pada instrumen keuangan rupiah sebesar Rp5,19 triliun.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Djohansyah di Jakarta, Selasa menyebutkan masuknya kembali dana asing mulai terjadi pekan kedua Desember setelah beberapa pekan sebelumnya investor asing cenderung melakukan aksi "wait and see", antara lain dengan mengurangi kepemilikannya pada aset domestik.
Positifnya perkembangan bursa global, yang mempengaruhi kinerja bursa domestik yang antara lain membuat IHSG menguat hingga 1,39 persen dari level 3.696,26 menjadi 3.747,71 membuat investor asing semakin aktif pada transaksi bursa domestik.
Selain tercermin dari angka net beli asing yang mencapai Rp4,28 triliun, hal ini juga terlihat dari total transaksi asing yang mencapai 33,51 persen dari total transaksi bursa dalam negeri.
Di sisi lain, keputusan European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga pada level 1 persen, lanjut Difi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi bertahannya preferensi investor asing pada emerging market, seperti yang tercermin dari peningkatan kepemilikan SUN asing dan terjadinya net beli saham asing.
Selama sepekan, SUN asing naik sebesar Rp1,70 triliun hingga meningkatkan pangsa SUN asing dari 30,26 persen menjadi 30,58 persen.
Selain tercermin dari transaksi bursa, pengaruh positif perekonomian global juga terlihat dari perkembangan pasar SUN yang cenderung membaik. Pada pekan laporan, harga rata-rata mingguan SUN naik 39,49 basis points setelah beberapa pekan sebelumnya terus terkoreksi.
Tingkat volatilitas harga pun menurun, yang ditandai dengan penurunan angka VaR harga SUN dari 0,614 persen menjadi 0,613 persen. Perkembangan ini mendorong asing kembali meningkatkan kepemilikan atas SUN hingga meningkatkan pangsanya dari 30,58 persen menjadi 30,96 persen.
Sementara itu, volume transaksi pasar sekunder SBI meningkat signifikan pada hari setelmen lelang SBI yang didorong oleh pembelian investor asing untuk menggantikan SBInya yang jatuh waktu pada tanggal tersebut. Porsi kepemilikan asing di SBI tercatat naik dari 26,0 persen menjadi 27,1 persen.
Meningkatnya permintaan investor asing terhadap SBI menyebabkan yield SBI ditransaksikan pada level yang rendah yaitu sekitar 28 sampai 138 basis poin di bawah yield pasar primer.(*)
(T.D012/B012/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010